“Observasi menunjukkan bahwa masih minimnya sosialisasi dari pemerintah dan akademisi terkait implementasi topik ini, menyebabkan rendahnya persentase guru yang mampu melaksanakan tugas tersebut secara efektif—hanya sekitar 5% dari total guru yang ada,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Solok, Irsyad, M.Pd., menyatakan bahwa MGMP merupakan wadah yang penting bagi guru untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensinya. Ia menekankan bahwa pelatihan seperti ini harus lebih sering diadakan guna meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Solok.
“Diharapkan dengan adanya PKM ini, para guru dapat menghadirkan pembelajaran yang lebih bermutu,” ungkapnya.
Dalam pelatihan ini, sejumlah pemateri berkompeten dihadirkan untuk memberikan materi yang esensial bagi para guru. Dr. Fuja Novita, M.Pd., menyampaikan materi mengenai “Pembelajaran Berdiferensiasi dan Implementasinya dalam Pembelajaran berbasis ICT”.
Selanjutnya, Rio Anshari, S.Pd., M.Si., membawakan topik mengenai “Teknis Pelaksanaan Pembelajaran Berdiferensiasi”, diikuti oleh Kahiril Arif, S.Pd., M.Pd., yang memaparkan tentang “Modul Ajar Pembelajaran Berdiferensiasi”.
Materi tentang “Mendesain Bahan Ajar Berbasis ICT” disampaikan oleh Silmi Hidayatullah, M.Pd., sementara Naurah Nazifah, M.Pd., menutup sesi pelatihan dengan presentasi mengenai “Mendesain Asesmen Berbasis ICT”.
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kota Solok, Nurpini, S.Pd., menyebut, semua materi yang disampaikan diharapkan dapat memberikan wawasan baru dan meningkatkan kemampuan para guru dalam menyusun serta menerapkan bahan ajar dan asesmen digital yang efektif, sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka.














