PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Selain suara pemilih mula dan muda, Aparatur Sipil Negara (ASN) juga menjadi kelompok pemilih yang menjanjikan dalam pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2024.
Menurut, Dosen Departemen Ilmu politik FISIP Universitas Andalas, Sadri, suara ASN bagaikan ikan di dalam kolam yang sekali dipancing akan mendapat hasil yang banyak.
“ASN ini kan ibarat ikan yang ada di dalam kolam, tinggal dipancing saja. Tidak seperti ikan di sungai, karena jumlah mereka yang banyak, tetap dan sangat menentukan,” kata Sadri.
Begitu juga di Kota Pariaman yang notabene pekerjaan masyarakatnya banyak sebagai ASN. Apabila berhasil menggaet suara mereka, maka pasangan calon sudah mendapat kekuatan politik, dalam artian sebagai pemilih.
Oleh sebab itu, Sadri menyebut, tidak lah aneh ketika pasangan calon saling berebut mendapatkan suara dari ASN. Namun tidak hanya paslon, pegawai pemerintahan terutama pejabat tinggi ternyata juga butuh uluran tangan dari paslon.
Sadri berpandangan bahwa pejabat tinggi di pemerintahan juga butuh paslon yang bisa membantu mengamankan kedudukan mereka di pemerintahan. “Terutama pejabat eselon yang memiliki posisi strategis, logika politik yang ada saat ini ialah jabatan tinggi harus menunjukkan loyalitas untuk mengamankan posisi mereka,” ujarnya.
Kendati harus menunjukkan netralitas, suara ASN sebagai pemilih menurut Sadri sangat menjanjikan, terutama dengan jumlah mereka yang banyak di Kota Pariaman.
Namun, untuk memperoleh suara ASN, menurut Sadri tiga paslon yang ada di Kota Pariaman sama-sama memiliki peluang untuk mendapatkannya. Sebab, ketiga paslon yang ada merupakan orang yang pernah menduduki jabatan tinggi di pemerintahan mulai dari walikota, wakil walikota dan sekretaris daerah.
Ia menduga, mayoritas suara ASN dalam Pilkada 2024 ini akan terbagi-bagi. Ada indikasi bahwa ASN akan terbelah menjadi tiga kubu karena latar belakang dari ketiga calon, sehingga cukup sulit memperkirakan paslon mana yang berpeluang mendapat mayoritas suara ASN.
“Saya pikir juga ada polarisasi suara ASN karena calon di sini sama-sama pernah di pemerintahan. Ada indikasi pecah suara di kalangan ASN dalam memberikan hak pilih mereka nantinya,” jelas Sadri. (*)













