BUKITTINGGI, HARIANHALUAN.ID – Puluhan narapidana Lapas Kelas II A Bukittinggi mengalami keracunan massal. Satu orang dilaporkan meninggal dunia sementara dua warga binaan lainnya kritis.
Sebelum keracunan terjadi, warga sekitar, Devi mengaku sempat merasa terganggu dengan dentuman musik yang terdengar dari dalam lingkungan Lapas
“Suara DJ nya sangat keras min, terganggu masyarakat sekitar. Nyo ado acara di dalam ntah apo,” komentarnya di akun instagram @sudutbukittinggi.
Saking kerasnya suara musik yang diputar di lingkungan Lapas Kelas II A Bukittinggi sebelum keracunan terjadi, Devi mengaku anaknya yang masih kecil tidak berhenti menangis.
“Sejenis Orgen, awalnya hanya musik-musik Minang, tu ba DJ lo siang. Awak baranak ketek manangih se nyo dek bunyi bass yang terlalu kencang,” ungkapnya.
Hingga kini masih belum ada pernyataan resmi dari pihak terkait. Namun begitu, analisis awal dokter di Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi menyatakan para korban diduga keracunan alkohol.
“Korban mengalami intoksikasi alkohol akibat mengonsumsi cairan berbahaya yang diduga merupakan bahan baku pembuatan parfum,” ujar Direktur Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi, drg Busril.
Masih belum diketahui secara pasti asal-usul cairan diduga alkohol yang dikonsumsi para tahanan beserta proses masuknya benda tersebut kedalam lingkungan lapas yang seharusnya steril itu.
Terlepas dari itu semua, peristiwa ini jelas mengindikasikan lemahnya pengawasan atau bahkan pembiaran oleh petugas Lapas terhadap para warga binaan. Keracunan berujung maut ini harus segera diusut tuntas. (*)