PADANG,HARIANHALUAN.ID – Kabar mengenai puluhan siswa-siswi SMAN 1 Sumatra Barat yang dipulangkan lebih awal pada Senin (6/10/2025) tersiar di media sosial.
Isu yang beredar menyebut para siswa tersebut mengalami keracunan massal. Namun, informasi itu langsung dibantah oleh Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Habibul Fuadi.
Habibul menegaskan bahwa tidak ada kasus keracunan di sekolah tersebut. Menurutnya, sejumlah siswa yang tinggal di asrama memang mengalami keluhan kesehatan, khususnya gangguan tenggorokan yang mirip gejala infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Kondisi ini, diduga kuat dipengaruhi oleh debu vulkanik dari aktivitas Gunung Marapi.
“Jadi anak-anak ini sepertinya pengaruh debu Gunung Marapi. Umumnya gangguan di tenggorokan, terutama yang tinggal di asrama. Mereka hanya diminta istirahat dulu di rumah masing-masing,” terang Habibul saat dikonfirmasi Haluan Senin (6/10/2025) sore.
Ia menambahkan, SMAN 1 Sumbar yang berada di kawasan Padang Panjang memang relatif dekat dengan puncak Marapi, sehingga paparan abu vulkanik bisa memicu gangguan kesehatan.
Habibul memastikan, insiden di SMAN1 Sumbar tidak berkaitan dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sejauh ini baru ditemukan satu kasus terkait keracunan MBG di Sumbar. Yaitu di Lubuk Basung, Kabupaten Agam beberapa waktu lalu.
“Program MBG sejauh ini aman. Kejadian baru ada di Agam kemarin, dan belum ada tambahan laporan lagi. Semoga saja tidak ada lagi,” ucapnya.
Dengan demikian, Disdik Sumbar meminta masyarakat tidak termakan isu yang tidak benar. Pihak sekolah bersama dinas kesehatan setempat juga disebut terus memantau kondisi para siswa, serta mengimbau agar mereka yang mengalami gejala pernapasan segera beristirahat dan menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan. (*).