PADANG, HARIANHALUAN.ID—Gelombang solidaritas kepedulian, terus mengalir bagi ratusan masyarakat Jorong Pigogah Patibubur,Nagari Air Bangis, Pasaman Barat yang saat ini masih bertahan di Masjid Raya Sumbar pada hari kelima perjuangan mereka menolak kehadiran Mega Proyek PSN Air Bangis Jumat (4/8/2023) malam.
Solidaritas kepedulian bagi masyarakat terdampak konflik agraria Air Bangis ini, salah satunya ditunjukkan sejumlah aktivis perempuan muda lintas iman Sumatra Barat yang berasal dari sejumlah Organisasi Kepemudaan atau OKP.
Mereka tampak sibuk memberikan upaya Trauma Healing bagi ratusan orang anak-anak dan balita yang terpaksa dibawa oleh orang tua mereka berunjuk rasa di Masjid Raya Sumbar yang dijadikan posko perjuangan kelompok masyarakat Air Bangis Kontra PSN.
“Kami berasal dari Korps HMI-Wati (KOHATI), Pelajar Islam Indonesia (PII), Gerakan Mahasiswa Katolik Indonesia (GMKI) serta Persekutuan Mahasiswa Kristen Republik Indonesia (PMKRI),” ujar Ketua Umum KOHATI Badko HMI Sumatera Barat Ghita Ramadhayanti.
Ghita mengatakan, dirinya bersama para ketua umum organisasi perempuan muda Sumbar lainnya, tergerak memberikan Trauma Healing lantaran khawatir para anak dan balita yang dibawa masyarakat Aia Bangih mengalami gangguan mental dan kejiwaan.
Apalagi, mereka telah berada dalam suasana yang pastinya tidak nyaman selama lima hari jalannya gelombang unjuk rasa di Kota Padang.
“Kami memberikan berbagai Ice Breaking dan Games untuk mengatasi gangguan psikologis seperti kecemasan, panik, stres, dan gangguan lainnya kepada para balita dan anak-anak,” ucap Ghita Ramadhayanti selaku Ketua Umum KOHATI Badko HMI Sumatera Barat.
Ia menyampaikan, ide aksi solidaritas spontan ini, berawal dari rasa keprihatinan dan kepedulian pimpinan organisasi pemuda perempuan se Sumbar menyaksikan nasib malang yang menimpa anak-anak dan balita korban konflik agraria PSN Air Bangis.
“Selain mendukung dan memastikan keselamatan serta keamanan kaum ibu-ibu di lapangan aksi unjuk rasa, kami juga berkepentingan untuk memastikan anak-anak disini mendapatkan pengalaman membahagiakan disaat orang tuanya masih berjuang,” tegas Ghita.
Gita mengungkapkan , berdasarkan pengamatan dan observasi di lapangan, para anak korban konflik agraria Air Bangis ini, telah mulai mengalami gejala gangguan psikis pada unjuk rasa hari kelima yang berlangsung hari ini.
.“Mereka terlihat mudah kaget dengan apa yang dilihatnya. Semoga dengan adanya Trauma Healing ini, senyum kebahagiaan dan kecerian kembali terlukis diwajah tidak bersalah mereka ini,” tambahnya.
Ketua Umum PMKRI Cabang Padang, Selta, juga merasa bahagia dapat berbagi senyuman dan kedamaian dengan anak-anak peserta aksi.
Menurutnya, kebahagiaan anak-anak adalah unsur utama yang harus diprioritaskan pada peristiwa aksi berturut-turut ini.
“Syukurnya, adek-adek ini sangat percaya kepada kami sebagai kakak-kakaknya yang akan membantu dan melindungi mereka, sehingga agenda trauma healing ini dapat berjalan lancar,” sampainya.
Hal serupa disampaikan Ketua Demisioner GMKI Kota Padang, Tessa Natasya, ia menyebut, aksi solidaritas ini adalah bentuk komitmen keberpihakan OKP Perempuan muda Sumbar untuk selalu ada, peka dan responsibel dalam melindungi perempuan dan anak-anak.
“Fokus kajian yang kita bahas adalah perempuan dan anak-anak, maka, disaat kita melihat banyaknya ibu-ibu dan anak-anak yang sangat menyedihkan kondisinya ketika berada dalam barisan massa aksi, tentu itu langsung jadi masalah bagi kita,” ucap Tasya.
Sementara Bendahara Umum PW PII Sumbar, Chairun Nisa menyatakan, Kemanusiaan adalah landasan perjuangan ideologis bagi setiap aktivis yang mesti selalu diperjuangkan sepanjang Alam terkembang.”
Kedatangan kita kesini dilandasi respon bathin melihat ada orang-orang yang membutuhkan support moril disini, apa yang dibutuhkan anak-anak disini, kita janji akan dicarikan solusinya,” ungkap perempuan yang akrab dipanggil Cae ini.
Selain trauma healing, acara ini juga dibarengi dengan berbagi makanan dan minuman dan berbagi buku dengan anak-anak peserta aksi.
Aktivis-aktivis muda perempuan ini terlihat membawa makanan ringan, makanan langsung santap, susu, vitamin, buah-buahan, obat-obatan, dan lain-lain untuk dibagi-bagikan.
“Semoga bisa membuat mereka ceria dan menganggap kami sebagai kakak-kakak mereka,” ungkap salah satu perwakilan aktivis muda perempuan Sumatera Barat ini.
Aksi solidaritas kelompok aktivis muda lintas iman Sumbar yang digelar tepat di dekat kolam Masjid Raya Sumbar ini, sontak menarik rasa haru, perhatian dan simpatik bagi siapapun yang menyaksikannya.
“Bahkan, ada yang datang langsung ke lokasi sambil membawa bantuan tambahan makanan karena terharu melihat anak-anak masih bisa senyum ceria disaat kondisi sangat sulit bagi orang tuanya,” ungkap Ghita Ramadhayanti.
Orang tua dari anak-anak yang juga turut membersamai acara ini di belakang anak-anaknya mengucapkan terimakasih kepada aktivis-aktivis muda perempuan ini yang sangat peduli terhadap anak-anak mereka. Mereka berharap agenda ini dapat terus dilakukan selama mereka masih berada di Kota Padang. (fzi)