Dwi menegaskan, video dan narasi viral yang menampilkan adegan aparat kepolisian masuk masjid Raya tanpa melepaskan alas kaki dan menginjak-injak Sajadah, untuk menggiring paksa masyarakat Air Bangis, tidak terjadi di dalam masjid.
” Video viral terjadi dilantai dasar Masjid Raya yang digunakan masyarakat untuk tidur beralaskan tikar plastik. Saat anggota masuk, masyarakat disana pun juga memakai sendal dan sepatu. Jadi tidak benar kami telah menodai kesucian Masjid,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan, ketika proses pemulangan paksa masyarakat Air Bangis berlangsung , kondisi di lapangan sempat Chaos dan tidak kondusif. Sehingga cukup sulit bagi aparat untuk membedakan antara massa aksi dan jurnalis yang tengah bertugas.
“Gesekan dan ketersinggungan adalah hal yang biasa. Apalagi situasi saat itu sangat chaos dan sangat memungkinkan bagi seseorang untuk berbuat diluar kesadaran karena mengedepankan emosional,”
“Atas kasus yang terjadi kemarin itu, saya mewakili Polda Sumbar, menyampaikan maaf kepada rekan-rekan jurnalis, masyarakat Sumbar serta seluruh pihak yang merasa tersinggung, tersakiti atau bahkan terintimidasi,” tambahnya.