Kecelakaan tersebut diduga terjadi lantaran berkurangnya jarak pandang disekitaran kawasan Sitinjau Lauik yang sejauh ini masih terpantau diselimuti kabut bercampur asap cukup tebal.
Hal itu diutarakan salah satu sopir truk pembawa batu bara yang berhasil Haluan temui disekitaran lokasi bernama Hendri. Ia menyebut, jarak pandang bahkan diperkirakan hanya sekitar tiga meter.
“Dengan jarak pandang yang hanya tiga meter ini, saya tidak berani untuk melanjutkan perjalanan dan lebih memilih menepi sementara,” ucapnya.
Hendri mengatakan, dirinya lebih memilih menunggu dan beristirahat dari pada tetap mengambil resiko berkendara ditengah cuaca kabut tebal yang mengganggu jarak pandang.
“Saya memilih untuk menunggu sebentar dari pada mengambil sikap ceroboh untuk menembus pekatnya kabut asap. Biar lambat asal selamat,” pungkasnya. (*)