PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Perindagkop UKM) Kota Pariaman memantau fluktuasi harga sembako tercatat stabil jelang libur natal dan tahun baru 2024. Dinas tersebut memperkirakan, tidak akan ada perubahan harga signifikan selama momen tahunan tersebut.
Kepala Disperindagkop dan UKM Kota Pariaman, Alyendra mengatakan, dalam memantau harga pasar pihaknya menurunkan tim harian ke Pasar Pariaman dan Pasar Kuraitaji. Selama sepekan terakhir, harga cabai dicatat naik turun sekitar Rp1-2 ribu.
“Terakhir, harga cabai dalam kondisi turun sekitar dua ribuan. Namun, penurunan ini tidak begitu berdampak pada aktivitas jual beli di pasar,” kata dia.
Lebih lanjut, Alyendra menerangkan bahwa libur nataru di Kota Pariaman biasanya memang tidak berdampak besar pada fluktuasi harga sembako. Meski begitu, pihaknya mengkhawatirkan harga daging ayam meningkat selama nataru terutama jelang pergantian tahun.
“Kalau diperkirakan harga bahan pokok yang akan naik itu daging ayam. Karena di akhir tahun, kebiasaan masyarakat kita yaitu membuat menu ayam bakar untuk memeriahkan malam pergantian tahun,” kata dia.
Namun, Alyendra belum dapat memperkirakan kenaikan harga ayam di pasar. Untuk saat ini, ia menyebut harga daging ayam berkisar Rp25.000-26.133 per kilogram, sementara untuk harga daging sapi berkisar Rp60.000-150.000 per kilogram.
Harga komoditas lain jelang nataru seperti beras berkisar Rp14.500-20.500, cabai merah Rp15.000-27.000, cabai rawit Rp20.000 dan bawang merah Rp30.000.
“Untuk gula pasir masih di harga Rp18.000, minyak goreng Rp17.000 dan tepung terigu Rp10.000. Harga komoditas ini perkiraannya akan stabil sampai momen nataru,” kata dia.
Lebih lanjut, Alyendra mengatakan ketersediaan komoditas pertanian dan pangan masih mencukupi sampai akhir tahun mendatang. Hal itu berdasarkan koordinasi dengan dinas lain yang terkait dalam memastikan ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat Kota Pariaman. “Meski harga bahan pokok stabil, kita tetap mewanti-wanri komoditas cabai dan bawang yang sebagian besar dibawa dari luar daerah. Sebab, mengingat musim penghujan, biasanya ada kendala transportasi dalam pengangkutan,” ulasnya. (*)