PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Produksi perikanan budidaya di Kota Pariaman selama 2024 mencapai 324,30 ton dari target 323 ton. Kendati memenuhi target, jumlah mengalami penurunan dibanding tahun 2023 yang menghasilkan sebanyak 325,9 ton ikan.
Plt Kepala Dinas Pertanian Pangan Perikanan (DPPP) Kota Pariaman, Zainal mengatakan, penurunan produksi bisa terjadi karena semakin sempitnya lahan perikanan akibat pertumbuhan penduduk.
Dijelaskannya, saat ini, pembukaan lahan untuk kolam ikan galian sudah tidak dibolehlan lagi. Akibatnya, selama dua tahun terakhir petani ikan mengalihkan tempat pembesaran ikan ke kolam bundar.
“Tidak ada pembukaan lahan baru karena sudah sempit. Karena sudah tidak diizinkan lagi membuka lahan untuk kolam galian, maka dialihkan ke kolam bundar,” kata Zainal yang juga menjabat Kabid Perikanan dan Kelautan DPPP Kota Pariaman, Kamis (20/2).
Kendati begitu, jumlah produksi ikan budidaya masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat di Kota Pariaman sepenihnya. Sampai saat ini, daerah tersebut masih mendatangkan ikan budidaya dari Maninjau.
“Hasil budidaya ikan kita penjualannya masih untuk warga Pariaman, belum bergitu ada distribusi keluar daerah. Sebab, untuk memenuhi kebutuhan kita masih mendrop ikan dari daerah lain,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, ia menjelaskan bahwa pihaknya selalu berupaya meningkatkan produksi ikan tahunan. DPPP berkomitmen memberi pelatihan dan menyalurkan kebutuhan budidaya kepada petani ikan.
“Meski kita ada keterbatan anggaran, tetapi kita tetap berupaya memberi bantuan kebutuhan budidaya ikan melalui sumber lain seperti pokir anggota dewan hingga dana pusat. Saat ini, kita bahkan sudah memiliki tujuh mesin pelet yang merupakan bantuan dari kementerian,” jelas dia.
Adapun, Kota Pariaman memproduksi enam jenis ikan budidaya mulai dari ikan mas, nila, gurami, patin dan lele. Pemantauan jumlah produksi dilakukan setiap triwulan, sehingga dinas dapat memantau pencapaiannya secara bertahap.
“Dari enam jenis ikan ini, paling banyak produksinya itu ikan lele yang mencapai 180 ton tahun 2024. Kemudian diikuti oleh gurami dan nila dengan jumlah 74 ton dan 67 ton,” katanya. (*)