HARIANHALUAN.ID – BRI RO Padang mencatat persentase Non Performing Loan (NPL) untuk kredit mikro per Desember 2024 yakni 3,07 persen.
“Rasio NPL pada Desember 2024 sebesar Rp3,07 persen, ” kata RCEO BRI Padang, Riza Pahlevi.
Kedepannya BRI menargetkan NPL Rp429,5 miliar atau sebesar 3,01 persen dari total pinjaman mikro.
Selain itu untuk realisasi kredit mikro BRI RO Padang pada 2024 sebesar Rp7,64 triliun kepada 155.102 debitur.
“Selanjutnya realisasi Januari 2025 sebesar Rp621 miliar kepada 13.658 debitur, dan realisasi Februari 2025 sebesar Rp674 miliar kepada 14.834 debitur,” jelasnya.
Target pertumbuhan kredit mikro pada 2025 yakni 10,9 persen (tumbuh Rp1,45 Triliun).
Riza juga menjelaskan total nasabah kredit mikro BRI di posisi Februari 2025 sebanyak 375.693 debitur.
Terpisah Kepala OJK Provinsi Sumbar, Roni Nazra menyebut persentase tersebut mengindikasikan NPL masih dalam kategori sehat.
“Persentase NPL yang normal (sehat) untuk perbankan adalah dibawah 5 persen,” ujarnya.
Bank Indonesia juga mengklasifikasikan rasio NPL menjadi beberapa kategori. Antara lain,Sangat sehat: NPL < 2, Sehat: 2 persen < NPL < 5, Cukup sehat: 5 persen < NPL < 8, Kurang sehat: 8 persen < NPL < 12, Tidak sehat: NPL > 12.
Kredit macet atau NPL adalah pinjaman bank yang pembayarannya terlambat atau tidak mungkin dilunasi penuh oleh peminjam. NPL yang tinggi dapat berdampak negatif pada perbankan. Seperti mengurangi potensi pendapatan, menurunkan profitabilitas, menambah beban cadangan kerugian kredit dan memperburuk stabilitas keuangan bank.
Untuk menghindari terjadinya NPL yang tinggi, bank dapat melakukan analisis kredit.
Analisis kredit dapat membantu bank mengetahui kelayakan permohonan pembayaran dan mengurangi risiko terjadinya kredit bermasalah. (h/yes)














