HARIANHALUAN.ID – Jika berkunjung ke Kota Padang, salah satu pusat oleh-oleh yang banyak diminati wisatawan mancanegara maupun lokal adalah Rumah Jajan Bu Henny (dulunya terkenal dengan nama Toko Kue Hokky).

Rumah Jajan Bu Henny kini menjadi salah satu mitra sukses BRI di Kota Padang.
Beragam olahan kue, jajanan pasar, hingga suvenir lengkap tersedia di toko yang beralamat di Jl. Niaga No. 275 Pondok Kota Padang ini.

Rumah Jajan Bu Henny dikelola Henny Suryadi (44) bersama sang suami.
“Tamat SMA suami yang juga memiliki passion membuat kue mulai membuat usaha jajanan pasar, usaha itu kemudian didukung oleh orang tua suami,” tutur Henny yang merupakan Alumni Akutansi Unand ini.
Berbagai jajanan pasar seperti nagasari, pinukuik, kue lapis, lapek bugis dan lain-lain diproduksi sendiri saat itu.
“Awal mula sejak 1984 dari mengontrak sebuah kedai kecil di sudut Pasar Tanah Kongsi usaha jajanan pasar ini dimulai. Saya bergabung 2003 saat kami menikah. Usaha terus berproses dan berkembang sampai kini punya toko sendiri,” jelasnya.
Dari anggota yang hanya tiga orang, lalu naik terus hingga hari ini lebih dari 50 an karyawan turut menggantungkan hidup di usaha Rumah Jajan Bu Henny.
“Produksi sendiri melibatkan karyawan lebih dari 50 orang. Perhari minimal 50 kg tepung untuk produksi roti dan sekitar 30 kg untuk kue saja,” kata dia.
Ia juga welcome (menerima dengan senang hati) siapapun UMKM yang mau menitipkan produknya, asalkan sesuai standar yang ditetapkan.
Alhasil berbagai oleh-oleh dari Kota-Kota lain seperti jajanan Kareh-kareh dari Solok, sanjai dari Bukittinggi hingga Galamai dari Payakumbuh juga bisa ditemukan di Rumah Jajan bu Henny.
“Selain ada dapur di belakang, produk UMKM juga kita terima. Yang penting produknya sesuai seperti tagline kita yakni Tanda cinta dari Padang,” tuturnya.
Produk jualannya pun juga beberapa kali menembus pangsa pasar luar negeri. Seperti lapis legit yang dikirim ke Amerika dan Australia.
Salah satu kunci suksesnya adalah pantang menolak orderan.
“Dari sedikit lama-lama jadi bukit. Dengan kegigihan, kita pantang menolak orderan. Semalam hari pun dikerjain. Jam berapapun minta pasti dipenuhi,” ucapnya.
Tidak kalah penting, kunci suksesnya adalah konsisten dan harus disiplin mengatur waktu dan uang. Bagaimana semua pengeluaran dicatat, mengatur biaya sebagai beban atau persediaan.
Rumah Jajan bu Henny juga terus memanfaatkan digitalisasi dalam proses pembayaran.
Saat Haluan berkunjung ke toko kue yang sudah didesain kekinian dan estetik ini, terlihat transaksi yang digunakan sudah menggunakan digital. Sekitar 50 persen pelanggan di Rumah Jajan Bu Henny sudah menggunakan transaksi cashless (tanpa uang tunai).
Henny menuturkan transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) BRI menjadi pilihan pembayaran yang paling diminati.
“Kemudahan transaksi cepat/satset, produknya semakin bagus, ontime selama ini tidak ada kendala. Jarang sekali uang meleset, selama ini belum pernah juga ada kasusnya,” ujar Henny.
Diakuinya, persentase pelanggan pakai BRI dominan. Sebab transaksi mudah dalam genggaman, mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) BRI juga mudah ditemui, sehingga penggunanya banyak.
“Setelah menggunakan berbagai produk BRI dari 2003, yang paling terasa itu lalu lintas transaksi antar bank lancar. Aplikasi Brimo kencang, QRIS notif nya bagus, internet banking bagus,” ujarnya.
Henny yang juga merupakan nasabah prioritas BRI ini juga merasakan layanan para bankir yang sangat cepat tanggap.
“Ada BRI undang kita, juga menggunakan produk kita saat ada acara-acara mereka. Selain itu mereka juga aktif bertanya apa yang dibutuhkan. Tinggal telepon kalau perlu apapun. Misal kita mau mesin EDC, langsung datang kesini, jadi kita nyaman dan percaya,” jelasnya.
Harapannya pelayanan BRI semakin bagus kedepannya untuk menjaga loyalitas nasabah.
Salah satu pelanggan Rumah Jajan bu Henny, Tio menuturkan seringkali berbelanja kue maupun jajanan pasar.
“Kalau disini sudah terkenal bersih, higienis, kue nya enak-enak. Sering masuk tv juga. Jadi yang sudah pernah beli akan kembali lagi,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang, Ferry E. Rinaldy menambahkan sektor UMKM menjadi salah satu penggerak perekonomian paling potensial.
“Di Padang tidak banyak industri, salah satu yang paling potensial adalah sektor pariwisata dan UMKM pegiat pariwisata,” ujar Ferry saat ditemui Haluan di ruangannya, Selasa (15/4/2025).
Ia sangat mendukung berkembangnya UMKM sebagai salah satu upaya menyerap lapangan kerja di Padang.
Disisi lain, Data terbaru dari BRI Regional Office Padang menunjukkan bahwa total merchant QRIS yang tersebar di wilayah tersebut mencapai 150.082 titik.
RCEO BRI Padang, Riza Pahlevi mengatakan di Kantor Cabang (KC) Khatib Sulaiman mencatat pertumbuhan QRIS tertinggi, yaitu 21.168 titik. Diikuti oleh KC Padang dengan 14.327 titik, dan KC Bukittinggi dengan 16.110 titik.
“Pertumbuhan pesat di kedua KC tersebut disebabkan oleh lokasinya yang berada di pusat kota, dengan banyaknya merchant BRI yang tersebar di area tersebut,” ujarnya.
Pusat perbelanjaan seperti supermarket menjadi tempat transaksi QRIS terbanyak.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya pilihan pembayaran digital yang disediakan oleh pelaku usaha di tempat tersebut.
“Perputaran uang melalui QRIS di wilayah Regional Office Padang mencapai Rp 196.077.816.813, dengan jumlah transaksi sebanyak 795.821 transaksi,” tuturnya. (h/yes)