HARIANHALUAN.ID — Harga getah karet saat ini pada tingkat pengepul atau toke di Kabupaten Sijunjung, Sumatra Barat (Sumbar), relatif stabil pada kisaran Rp10.500 hingga Rp11.000 per kilonya.
Meskipun petani berharap masih ada kenaikan harga, tapi kondisi saat ini cukup membahagiakan petani. Karena pada masa pandemi, kalangan petani sempat dibuat depresi karena harga anjlok.
“Alhamdulilah, lumayan untuk menyambung hidup sehari-hari,” ujar Gunardi (41), salah seorang petani asal Nagari Padang Sibusuk, Kecamatan Kupitan, Selasa (14/6/2022).
Dikatakannya, sebelumnya saat masih pandemi, getah siap panen banyak tertumpuk saja di kolam penampungan, karena harga jual stagnan dan tak jarang toke enggan membeli karena berbagai alasan.
Akibatnya masyarakat penggarap kebun banyak terjebak/terlilit hutang, guna menutupi kebutuhan sehari-hari. Ditambah beban hidup lainnya. Dengan stabilnya harga karet, warga masyarakat juga turut optimis biaya sekolah anak-anak juga dapat dibayar, apalagi yang anaknya bersekolah di sekolah swasta.
“Setidaknya hasil panen seminggu dapat Rp350-400 ribuan. Alhamdulillah, luas lahan kami hanya sekitar 1,5 hektare, yang dapat disadap saat ini hanya separohnya. Lantaran tanaman masih ada yang usia muda atau belum siap untuk disadap,” ucapnya.
Senada juga diungkapkan Edi Katik, warga Ipuh Nagari Muaro, Kecamatan Sijunjung. Menurutnya, harga karet saat ini naik menjadi Rp11 ribu dari sebelumnya hanya Rp9.000.
“Untuk membiayai kebutuhan sehari-hari, saya hanya mengandalkan hasil panen getah karet. Maka itu, sangat berharap getah karet dapat dijual dengan harga wajar dan bisa kembali merangkak naik,” tuturnya.
Diakuinya, selama beberapa bulan terakhir pihaknya ikut merasa tertekan, harga getah karet jatuh seiring bergilirnya masa pandemi Covid-19. Bahkan ketika hendak dijual, malah toke tidak mau mengambil/membeli dengan alasan stok banjir, pasokan ke pabrik macet. Akibatnya, getah siap panen terpaksa tertumpuk di kolam tempat penampungan.
“Mudah-mudahan harga karet saat ini tetap stabil dan mengalami peningkatan kembali, sehingga kami bisa memenuhi kebutuhan harian kami, terutama untuk anak anak kami yang bersekolah, apalagi menghadapi ajaran baru,” tuturnya. (*)