Motif lain mengangkat kisah ibu tunggal yang membesarkan tiga anak. Diilustrasikan lewat satu bunga besar dan tiga bunga kecil, desain ini menjadi simbol kekuatan perempuan dalam mengasuh dan mengantarkan anak-anaknya meraih masa depan.
Hanum juga merancang motif “Kecamatan Lubuk Begalung” yang merepresentasikan kampung halamannya. Motif ini terdiri dari elemen air berputar dan setengah lingkaran sebanyak 15 buah, yang merefleksikan jumlah kelurahan di kecamatan tersebut. Simbol bambu memperkuat identitas lokal, sementara titik-titik berjumlah 20 melambangkan sebutan Lubuk Begalung sebagai Nagari Nan XX.
“Kami akan terus mengangkat motif dari destinasi lokal agar batik tidak hanya jadi warisan budaya, tetapi juga narasi visual daerah kita,” ucap Hanum.
Dukungan dari PT Semen Padang
Perjalanan Shanumesty Art and Craft mulai mendapat perhatian berbagai pihak. Salah satu dukungan penting datang dari PT Semen Padang, yang pada Desember 2024 menyalurkan bantuan berupa bahan, peralatan, dan fasilitas pelatihan.
“Bantuan dari PT Semen Padang sangat berarti. Dengan alat dan bahan yang lebih memadai, kapasitas produksi kami meningkat dan pelatihan bisa menjangkau lebih banyak orang,” ujar Hanum.
Meski pesanan saat ini masih didominasi dari Kota Padang, karya batik Shanumesty telah menjangkau Papua. Hanum optimistis, dengan inovasi dan konsistensi, batik Minangkabau bisa mendapat tempat di kancah nasional, bahkan internasional.
Apa yang dilakukan Hanum bukan semata usaha ekonomi. Ia sedang membangun gerakan sosial berbasis seni: membatik sebagai ruang ekspresi dan pemberdayaan. Dari ruang tamu sederhana, ia menyalakan harapan dan perubahan.
“Saya ingin anak-anak dan perempuan di lingkungan saya memiliki ruang untuk berkembang. Batik adalah ruangnya,” tutup Hanum. (*)