PADANG, HARIANHALUAN.id– Sebanyak 320 ribu lebih Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Sumatera Barat telah terdigitalisasi berkat program-program PT Bank Rakyat Indonesia (Persero).
Regional CEO BRI Padang, Riza Pahlevi mengatakan dari sebanyak 592.681 pelaku UMKM di sumbar, mayoritas merupakan nasabah BRI yakni sebanyak 374.225 pelaku UMKM.
“Dari jumlah itu, 294.764 UMKM telah menerima pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI, yaitu 289.158 berasal dari segmen KUR Mikro dan 5.588 dari KUR Ritel,” ujarnya di Padang, kemarin.
Tak hanya memberikan akses terhadap permodalan, tetapi BRI juga aktif mendorong digitalisasi UMKM di Sumbar agar mampu bersaing di pasar lokal hingga global.
“BRI RO Padang komitmen dalam memberdayakan pelaku UMKM di Sumbar dengan berbagai program strategis,” ujar Riza Pahlevi.
Ia menjelaskan bahwa BRI RO Padang memiliki sejumlah inisiatif untuk mendukung pelaku usaha agar bisa go digital. Diantaranya melalui Rumah BUMN, yang saat ini berjumlah 54 unit.
“Rumah BUMN berfungsi sebagai pusat pelatihan dan inkubasi bisnis, di sana pelaku UMKM dapat belajar mengenai manajemen keuangan, pemasaran digital, hingga peningkatan kualitas produk,” yuturnya.
Selain itu, BRI juga menyediakan berbagai platform digital seperti BRImo untuk transaksi perbankan, QRIS UMI untuk pembayaran non-tunai tanpa biaya MDR, serta marketplace seperti New Pasar.id, PARI, LOCALOKA, dan Stoberi Kasir.
“Kami juga menjalankan program BRIncubator yang memberikan pelatihan intensif dan pendampingan agar UMKM siap bersaing di pasar global. Program klaster usaha BRI juga menjadi wadah pemberdayaan UMKM binaan kami di tahap awal,” sebut Riza.
Dampak program-program ini terasa langsung manfaatnya oleh para pelaku UMKM. Beberapa di antaranya bahkan menyatakan bahwa usaha mereka berkembang pesat berkat pembiayaan dan pendampingan dari BRI.
Pemilik Amora Food, Ramani mengungkapkan bahwa selain bantuan pembiayaan, BRI juga aktif membantu pemasaran produk.
“Setiap ada iven BRI, kami selalu diikutsertakan. Ini sangat membantu kami memperluas pasar,” ujar perwakilan mereka.
Sementara itu, pelaku UMKM di sektor kerajinan songket mengaku bisa meningkatkan kapasitas produksi berkat tambahan modal dari program KUR.
“Selama ini produksi kami terbatas karena kekurangan dana. Sekarang kami bisa beli lebih banyak bahan baku. Bahkan, beberapa rekan UMKM kami sudah kami arahkan ke BRI untuk mengakses pembiayaan serupa,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Tumiyem Sukar, pemilik brand Keripik Balado Shanty, merasa sangat terbantu.
“Dulu usaha kami kecil. Sekarang berkat KUR dari BRI, kami bisa meningkatkan kapasitas produksi keripik singkong, balado, talas, dan karak kaliang.
Proses di BRI juga cepat dan mudah. Saya bahkan merekomendasikan ke saudara, tetangga, dan mitra usaha saya,” katanya.
BRI juga aktif mendukung visibilitas UMKM melalui digitalisasi. Sebanyak 74.743 UMKM telah terdaftar di portal LinkUMKM, dan 8.468 UMKM sudah terhubung secara online melalui Rumah BUMN. Sementara itu, sebanyak 1.034 UMKM telah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh BRI.
Dengan berbagai inisiatif ini, BRI tidak hanya menjadi mitra perbankan bagi UMKM, tetapi juga motor penggerak utama dalam mendorong UMKM Sumbar untuk naik kelas, go digital, dan menembus pasar nasional bahkan internasional. (h/ita)