BUKITTINGGI, HARIANHALUAN.ID – Bermodalkan tekad yang kuat dan dukungan dari istri, Reza Saputra berhasil merintis bisnis di bidang kuliner dengan merek usaha Republik Mie sejak tahun 2021 lalu. Awalnya, Reza membuka usaha mie karena pasangan suami istri tersebut penyuka makanan dari olahan tepung.
Usaha yang digelutinya menjadi fokus utama setelah dirinya memutuskan resign dari pekerjaan sebagai manager operasional di Google Gapura Digital Jakarta. “Alhamdulillah, usaha yang dirintis dari awal sangat sederhana sekali di depan rumah di Jorong Tambuo Nagari Koto Tangah Kecamatan Tilatang Kamang, kini mulai berkembang dengan membuka outlet di Food Station Kanyua di belakang Stasiun Bukittinggi dan di outlet Kampus UIN Bukittinggi di Kubang Putiah,” kata Reza kepada Haluan, Jumat (13/6).
Dari perjalanan panjangnya, ia menghadapi berbagai tantangan dalam pemasaran. Namun, berkat usaha yang pantang menyerah serta dibimbing oleh seorang mentor terkenal Budi Isman, kini, bisnisnya mulai berkembang. Salah satu terobosan yang dilakukan adalah membuka cabang di Food Station Kanyua dan diikuti outlet di Kampus UIN Bukittinggi.
Untuk meningkatkan kepercayaan dari masyarakat usaha Republik Mie tersebut telah mempunyai sertifikasi halal dari Badan Penyelanggara Jaminan Produk Halal, nomor ID1311001351776112 tanggal 14 Desember 2023.
“Jadi, saya berani klaim Republik Mie telah mempunyai sertifikasi halal. Semua produk telah tersertifikasi halal. Proses sertifikasi halal dimulai dari survey bahan baku, produksi hingga menghidangkan,” jelas Reza.
Produk atau varian yang dihasilkan Republik Mie berupa Mie Ayam Goreng dan Mie Ayam Original dengan harga jual masing masing Rp10 ribu. Reza mengklaim pangsa pasar dari Republik Mie adalah para pelajar, mahasiswa dan kalangan menengah ke bawah. Harga boleh murah namun dari segi rasa tidak kalah dengan mie terkenal lainnya.
Kini, usaha Republik Mie telah Menginjak usia ke-5 tahun, usaha yang awal dirintis pasangan suami istri hanya mempunyai satu orang karyawan. Namun sekarang karyawan telah berjumlah 10 orang tersebar di outlet Food Kanyua lima orang, di outlet Kampus UIN Bukittinggi tiga orang dan di outlet Sei Tuak dua orang.
Selain telah memiliki sertifikasi halal, Republik Mie juga mempunyai dapur utama di Tambuo. Hampir semua proses produksi dilakukan di dapur utama. Di outlet karyawan hanya menambahkan bumbu bumbu saja. “Kelebihan lain dari Republik Mie, kami murni memakai dada ayam tanpa tulang, tanpa jeroan dan tanpa protein nabati serta tanpa bahan pengawet,”katanya.
Menurut Reza, usaha kuliner dari bahan olahan tepung mempunyai prospek yang bagus. Sebab, pertumbuhan konsumsi mie mengalami kenaikan sebesar lima persen setiap tahun. “Insya Allah, Rencana jangka panjang Republik Mie terus berbenah dan berinovasi. Diharapkan kita bisa hadir di seluruh kota dan kabupaten di Sumbar dan lebih luasnya kita mampu berinvestasi di luar Sumbar,” ungkap suami Adila Susilawari optimis. (*)
- Â














