PADANG, HARIANHALUAN.ID – Garam merupakan salah satu bumbu masak yang penting untuk menghasilkan makanan yang lezat. Selain itu, garam juga menjadi bahan penting lainnya untuk keperluan industri, usaha serta kesehatan.
Secara nasional, pada tahun 2025, kebutuhan garam adalah 5 juta ton. Dari jumlah itu, PT Garam menargetkan memproduksi sekitar 450 ribu ton. “Sebelumnya, pada tahun 2024, kami memproduksi garam sekitar 300 ribuan ton secara nasional,” kata Supervisor Sales & Adm PT Garam Regional I Sumbar Theda Adisyura kepada Haluan, di ruang kerjanya, Senin (4/8).
Adapun kebutuhan masyarakat Sumbar akan garam setiap bulan diperkirakan mencapai 540 ton per bulan untuk konsumsi. Dengan asumsi penduduk Sumbar 6 juta jiwa dan satu jiwa membutuhkan 3 gram per hari. “PT Garam memasok garam untuk konsumsi sekitar 100 ton per bulan (garam Segi Tiga G/ garam krosok) ditambah 600 kg garam dengan merk LoSosa. Selebihnya, kebutuhan garam di Sumbar, dipenuhi oleh perusahaan lain,” kata Theda.
Hingga saat ini, kebutuhan garam secara nasional yang dipasok PT Garam sebagian besar diproduksi di Madura dan beberapa daerah lain di Indonesia. Meski beberapa waktu lalu, sudah ada rencana untuk menjalin kerja sama dengan pihak ke tiga di Sumbar, namun, hingga saat ini hal tersebut masih belum terealisasi.
“Beberapa bulan lalu, pada saat kunjungan Direksi PT Garam ke Padang bertemu Gubernur Sumbar dan instansi terkait, memang ada pembicaraan untuk bekerjasama dengan pihak ke tiga di wilayah Pesisir Selatan (daerah Muara Sekai) dan Pasaman Barat untuk memproduksi garam. Kami sudah menerima foto-foto dan penjelasan dari Pesisir Selatan dan saat ini sedang dalam kajian,” kata Theda.
Namun, ada beberapa kendala yang membuat hal ini belum bisa berjalan, terutama terkait kondisi wilayah yang merupakan faktor penting dalam usaha ini. “Kontur tanah yang berpasir, intensitas hujan yang tinggi menyebabkan cost (biaya) yang dibutuhkan untuk produksi menjadi tinggi. Tak sebanding dengan harga jual di pasaran,” kata Theda.














