Selain Arinbi, sesi sharing juga menghadirkan Agung Suryana dan Mohamad Jamaludin. Mereka menceritakan perjalanan masing-masing, mulai dari keraguan saat awal mengikuti pelatihan karena adanya keterbatasan diri hingga kini berhasil mandiri dengan membuka usaha menjahit, jasa vermak pakaian, bahkan layanan perbaikan mesin jahit. Kisah nyata para alumni tersebut memberikan motivasi bagi peserta untuk memanfaatkan kesempatan pelatihan sebaik mungkin.
Dengan semangat belajar yang menyala, delapan peserta batch baru ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan dan mengimplementasikannya secara profesional. Harapannya, pelatihan ini bukan hanya menambah jumlah penjahit terampil, melainkan melahirkan generasi yang siap menciptakan lapangan kerja baru, memperkuat ekonomi keluarga, dan menjadi teladan kemandirian di masyarakat. (*)