PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang kembali memperlihatkan kepeduliannya terhadap pengembangan budaya lokal dengan mendorong industri kreatif di Kota Pariaman. Fokus kali ini adalah pada penguatan sektor UMKM sulaman yang menjadi identitas budaya daerah.
Melalui program pengabdian kepada masyarakat, ISI Padang Panjang menggelar kegiatan bertajuk Pelatihan Manajemen Produksi untuk Meningkatkan Kualitas dan Pendapatan UMKM Industri Kreatif di Kota Pariaman. Program ini melibatkan UMKM Sulaman Indah Mayang serta sejumlah pengrajin sulaman di Desa Padang Biriak-biriak, Kecamatan Pariaman Utara.
Program tersebut terlaksana berkat hibah dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek. Tim pengabdi yang diketuai oleh Irja bersama rekan-rekannya resmi memulai kegiatan di Kantor Desa Padang Biriak-biriak beberapa waktu lalu.
Koordinator Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LPPM ISI Padang Panjang, Susandrajaya, menegaskan bahwa pelatihan ini bukan sekadar transfer ilmu, tetapi juga upaya menjaga sekaligus mengembangkan warisan budaya agar bernilai ekonomi.
“Seni sulaman adalah identitas budaya Pariaman. Melalui program ini, kami ingin memastikan keindahan tersebut tetap terjaga sekaligus memberi nilai tambah ekonomi. Mahasiswa dan dosen hadir untuk mendampingi UMKM agar lebih modern, profesional, dan berdaya saing,” ujarnya.
Selain meningkatkan keterampilan teknis, ISI Padang Panjang juga berkomitmen menghadirkan dampak berkelanjutan. Ke depan, mereka berencana mendorong program ini masuk ke skema pembinaan yang lebih luas, seperti hibah Kosabangsa, Matching Fund, maupun kerja sama dengan pemerintah daerah.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kota Pariaman, Alyendra, menyambut baik sinergi tersebut. Menurutnya, langkah ISI sejalan dengan prioritas Wali Kota Pariaman Yota Balad dan Wakil Wali Kota Mulyadi yang ingin mengembangkan UMKM lokal agar naik kelas.