PADANG, HARIANHALUAN.id – Program prioritas Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatra Barat adalah mendukung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar bisa naik kelas.
Ketua Kadin Sumbar, Buchari Bachter mengatakan transformasi yang diharapkan adalah dari usaha mikro menjadi usaha kecil, lalu berkembang menjadi industri kecil (IKM).
“Bagaimana caranya pengusaha UMKM bisa menjadi pengusaha IKM, inilah yang kita dorong karena hanya dengan begitu mereka bisa lebih berdaya saing,” kata Buchari Bachter kepada Haluan di Padang, Senin (29/9).
Untuk itu, Kadin Sumbar juga akan mengadakan pelatihan digital bagi pelaku UMKM. Menurutnya, ekonomi digital bukan lagi pilihan, melainkan kewajiban.
“Kalau UMKM ingin naik kelas, mereka harus berbasis digital,” tambahnya.
Kadin Sumbar juga menyoroti pentingnya akses pembiayaan bagi UMKM dan IKM. Ia menilai, kerja sama dengan perbankan dan lembaga pembiayaan harus diperkuat.
“Pengusaha kecil di Sumbar harus mendapatkan akses perbankan yang lebih mudah. Kita juga sudah beberapa kali berdiskusi dengan Tim Bank Indonesia Perwakilan Sumbar, terutama soal pembiayaan dan peluang ekspor,” jelasnya.
Selain UMKM, Buchari menilai sektor pariwisata juga sangat strategis. Pemerintah Sumbar, katanya, telah meluncurkan program TTI (Tourism, Trading, Investment) untuk mendorong industri ini.
“Kalau pariwisata berkembang, otomatis volume perdagangan akan meningkat, dan minat investasi di berbagai sektor, terutama yang berkaitan dengan pariwisata, juga akan tumbuh,” ujarnya.
Tidak hanya itu, ekonomi kreatif juga harus bertransformasi menjadi industri kreatif yang adaptif. Dengan begitu, Sumbar dapat bersaing dengan kota-kota besar lainnya di tingkat global.
Ditambahkannya dunia usaha saat ini di Sumatera Barat menghadapi tantangan besar untuk meningkatkan produktivitas sekaligus membangun daya saing global.
“Tantangan terbesar dunia usaha adalah meningkatkan produktivitas, berdaya saing global, serta mengembangkan usaha yang inovatif dan adaptif,” terang Buchari.
Menurutnya, strategi Kadin Sumbar dalam menjawab tantangan tersebut adalah mengoptimalkan kolaborasi pentahelix yang melibatkan pemerintah, akademisi, komunitas, dan media.
Tujuannya, untuk menyiapkan strategi peluang investasi yang clean and clear serta siap ditawarkan (ready to offer) kepada investor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
“Fokus kita adalah pada peluang ekspor komoditas unggulan yang sudah memiliki nilai tambah, atau minimal sudah melalui proses hilirisasi, baik di sektor ekonomi hijau maupun ekonomi biru,” ujarnya.
Dia mengatakan saat ini, kerja sama Kadin Sumbar dengan Pemerintah Provinsi Sumbar memang baru sebatas promosi investasi bersama.
Tetapi demikian ke depan, pola tersebut harus ditingkatkan menjadi perencanaan yang lebih matang, strategi terukur, serta pendekatan langsung kepada calon investor.
“Kita harus berani jemput bola, sekaligus menjelaskan bahwa Sumbar adalah daerah yang sangat aman untuk investasi. Dengan dukungan semua stakeholder, kita bisa menciptakan iklim investasi yang ramah,” ungkapnya
Buchari juga berpesan agar generasi muda tidak mudah menyerah dalam berwirausaha.
“Menjadi pengusaha itu tidak mudah, pasti ada jatuh bangun sebelum stabil. Dibutuhkan tentu saja adalah daya juang dan kegigihan, jangan sampai terlena,” pesannya.
Ia menambahkan, peran Kadin Sumbar masih perlu ditingkatkan agar benar-benar menjadi mitra strategis pemerintah.
Untuk itu, perlu ada sinergi bersama stakeholder lainnya, terutama dalam penyusunan RPJMD Pemprov Sumbar.
“Dengan duduk bersama, kita bisa menyusun arah pembangunan yang lebih terintegrasi dan berpihak pada dunia usaha,” pungkasnya. (h/ita)