“Beberapa hari lalu kami gelar operasi cabai merah dengan mendatangkan pasokan dari Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Sebenarnya minta 2 ton tapi ketersediaan hanya 700 kilogram. Ke depan kami akan memperluas kerja sama dengan Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan,” tambahnya.
Ia menambahkan, dalam menjaga harga kebutuhan pangan agar tidak terjadi inflasi, GPM masih akan terus dilakukan. Sejak Januari hingga September 2025, GPM melalui mobil keliling dari Toko Tani Indonesia Center (TTIC) sudah melakukan 720 kali kegiatan. Kemudian GPM ke kabupaten/kota sesuai permintaan telah dilaksanakan sebanyak 46 kali. “Kami terus lakukan GPM. Apalagi jelang pergantian tahun,” sambungnya.
Pimpinan Wilayah Perum BULOG Sumbar, Darma Wijaya juga menyebutkan, penyaluran beras SPHP terbanyak di Kota Padang dengan persentase lebih 50 persen. Sedangkan pada 18 kabupaten/kota lainnya masih perlu upaya optimalisasi.
“Penerapan strategi penjualan beras SPHP di Kota Padang perlu dicontoh untuk dilakukan di daerah lain supaya penjualan meningkat. Di antaranya, perluasan lokasi penjualan beras SPHP, penjualan dilakukan dalam bentuk paket atau disandingkan dengan komoditas lainnya seperti minyak goreng, gula pasir,” kata Darma.
Pemerintah kabupaten/kota bisa dalam hal ini juga menyediakan kupon potongan harga bagi masyarakat yang membeli beras SPHP. Strategi ini dilakukan Kota Padang dan perlu diterapkan di daerah lainnya.
“Kami juga minta dua cabang BULOG di Solok dan Bukittinggi agar juga menyediakan minyak goreng dan gula pasir bekerja sama dengan distributor atau produsen,” ucapnya.
Ia menambahkan, penyaluran SPHP juga masih dibantu TNI/Polri. Strategi penjualan juga sedikit diubah. “Tidak lagi di depan kantor polisi atau persimpangan jalan, namun masuk ke wilayah permukiman agar lebih dekat ke masyarakat,” pungkasnya. (*)