Siap-siap! Kebutuhan Pokok Bakal Makin Mahal, Dampak Kenaikkan Harga Pertalite dan Solar

HARIANHALUAN.id – Pasca kenaikan harga BBM Bersubsidi yang cukup drastis, dampak berantainya (muliplier effect) bakal dirasakan masyarakat.

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis pertalite dan solar. Untuk pertalite, harga naik dari Rp7.650 menjadi Rp10 ribu per liter. Sementara solar, harganya naik dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan kenaikan pertalite dan solar akan berimbas pada harga-harga komoditas lainnya.

Lantas, apa saja dampak kenaikan harga pertalite dan solar terhadap biaya barang dan jasa?

Biaya Transportasi

Faisal mengatakan ongkos transportasi merupakan sektor pertama yang terkena dampak dari kenaikan harga BBM subsidi.

Hal ini tidak bisa dihindari karena ongkos transportasi memang bergantung pada harga bahan bakar.

“Yang jelas dampak langsungnya ke ongkos transportasi. Itu yang paling besar dampak langsung dari kenaikan BBM,” ujar Faisal dikutip dari CNNIndonesia.com, Minggu (04/09/22).

Faisal menjelaskan efek ikutan dari kenaikan BBM yang berimbas pada kenaikan ongkos transportasi adalah biaya logistik. Oleh karena itu biaya logistik pun terancam melambung.

“Ongkos transportasi ini terasosiasi dengan biaya logistik,” kata dia.

Harga Pangan

Faisal menuturkan harga pangan pun terancam ikut melambung jika harga BBM subsidi naik. Pasalnya, kenaikan biaya logistik tadi berkaitan erat dengan harga pangan.

Ketika biaya logistik naik, kata dia, harga pangan pun ikut melambung karena ongkos distribusinya naik.

“Ini berpengaruh pada harga barang-barang lain. Termasuk bahan pangan karena yang paling banyak diangkut via logistik,” ujar Faisal.

Inflasi Naik, Konsumsi Turun

Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menghitung apabila harga pertalite diasumsikan naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter, maka inflasi diperkirakan tembus 6 persen hingga 6,5 persen secara tahunan.

Ketika biaya logistik naik, kata dia, harga pangan pun ikut melambung karena ongkos distribusinya naik.

“Ini berpengaruh pada harga barang-barang lain. Termasuk bahan pangan karena yang paling banyak diangkut via logistik,” ujar Faisal. (*)


Exit mobile version