“Seperti yang kita ketahui kuah sate kita di Sumbar ini berbeda-beda. Maka dari itu, kita hadirkan ketiganya supaya konsumen atau pengunjung bisa bebas memilih dan menikmati sate sesuai selera,” katanya.
Kuah tiga rasa itu di antaranya kuah merah, kuah kuning dan kuah coklat. Berdasarkan khas daerah masing-masing, yaitu Pariaman, Padang Panjang, dan Payakumbuh. Peminatnya juga berbeda-beda sesuai porsi tingkat kepedasannya masing-masing.
“Kalau untuk wisatawan luar Sumbar biasanya sangat menyukai sate dengan kuah kuning, karena tidak pedas. Kemudian, kalau untuk pengunjung dari Sumbar biasanya menyukai kuah coklat yang sedikit pedas dan kuah merah yang tentu saja pedas,” katanya.
Harga sate dibandrol mulai dari Rp25 ribu hingga Rp50 ribu. Selain sate dan teh talua tapai tabaliak, menu kearifan lokal lainnya yang disajikan adalah nasi goreng, soto padang, dan pical.
“Target pasar kita tentunya masyarakat Sumbar, penikmat sate dan wisatawan luar daerah. Kebetulan kita lokasinya cukup strategis, yaitu di pusat Kota Padang, jadi jumlah yang habis juga terkadang tidak menentu. Biasanya kalau akhir pekan akan ramai,” katanya lagi.
Sementara, Haikal (35) salah seorang pengunjung yang sedang menikmati teh talua tapai tabaliak menyampaikan bahwa menu minuman itu terbilang cukup unik. Namun, cita rasa dari teh talua tapai tidak hilang bahkan tetap terasa kenikmatannya saat disruput dengan cara terbalik.