Dengan jiwa kritisnya, Edi melihat bahwa banyak kelemahan mendasar dari kurikulum pendidikan yang harus dibenahi, baik secara akademik maupun tenaga pengajar. Menurut AS. Edi, yang pernah menduduki kursi legislatif pada tahun 2004 hingga 2009, yang diusung Partai Golongan Karya ini, guru hari ini lebih banyak bersifat “mencerek” atau hanya sekedar menuangkan ilmu yang ada di kepalanya.
Padahal sesungguhnya guru juga mempunyai tanggungjawab dalam menumbuhkan daya kreatif, inovatif anak didik, agar lebih mampu membuka ruang imajinasi yang fenomenal dalam menerjemah pendidikan itu sendiri. Anak didik tidak diberikan ilusi tak berujung dalam menyambut hari esoknya, namun yang lebih penting adalah bagaiman anak didik itu mampu menciptakan sebuah kreasi yang dapat menopang kehidupannya dan memberikan sumbangan dalam membangun manusia cafasity boulding Indonesia di era kekinian.
Menyadari hal itu, Edi yang merupakan anak ketujuh dari 11 bersaudara, putra Mr. Mansyurdin dengan Hj. Azimar ini mencoba ilmu yang ia serap di MTs Sungai Geringging. Edi mempelopori berdirinya SMP Swasta Koto Bangko, yang kelak menjadi SMPN 3 Sungai Geringging. Tak hanya membangun gedung, Edi juga menerapkan buah pikiranya dalam membina anak didiknya untuk berpikir dan bernalar luas. Setahun kemudian, sekolah itu dicadangkan untuk dinegerikan.
Belum merasa puas, Edi juga mempelopori berdirinya MTs Batu Basa di kampung halaman Nida Ulhasanah, gadis pujaannya yang dinikahinya tahun 1984. Di bawah Yayasan Al Maa’rij yang dipimpinnya, MTs Batubasa menjadi pilihan oleh masyarakat karena memang telah memperlihatkan tanda-tanda akan berkualitas. Pada waktu bersamaan, AS Edi juga merintis berdirinya SMA IV Koto Aur Malintang bersama beberapa tokoh pendidikan lainnya, seperti Marlius dan (alm) Said Usman.
Lima tahun kemudian, didukung oleh pengusaha sukses Haji Sagi pada awal tahun 2012, AS Edi mempelopori berdirinya SMK I Aur Malintang dan MAN Aur Malintang. Keduanya kini sudah dinegerikan oleh pemerintah, sementara MTs Korong Lancang Aur Malintang, tak lama lagi juga akan dinegerikan.
Pada pertengan tahun 2014, Edi kembali membangun institusi pendidikan, yakni SMK yang fokus mempelajari tentang kelautan, maka SMK itu kini diberi nama SMK Maritin Nusantara, yang berlokasi di Padang Olo Sungai Limau. Kini ayah tiga orang putri ini benar-benar menikmati hasil karyanya.