Hingga di tahun 2022, total Asset BTPN Syariah yaitu Rp21,2 triliun dan pembiayaan mencapai Rp11,5 triliun tumbuh 10 persen (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp10,4 triliun.
Pertumbuhan pembiayaan ini disertai dengan kualitas pembiayaan yang tetap sehat tercermin dari Non Performing Financing (NPF) di bawah ketentuan regulator. BTPN Syariah juga tercatat masih memiliki rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR), yang kuat di level 53 persen, jauh di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah. Adapun, dana pihak ketiga (DPK) dijaga di level yang efisien pada Rp12,0 triliun. Kinerja keuangan yang tumbuh berkesinambungan ini memberikan laba bersih setelah pajak (NPAT) terbaik sepanjang sejarah bank mencapai Rp1,78 triliun.
Pencatatan kinerja yang positif ini tidak lepas dari dukungan semua pemangku kepentingan. Mulai dari bankir pemberdaya yang menjadi karyawan, nasabah pembiayaan yang tangguh, nasabah pendanaan yang mendukung penuh, pemerintah dengan program yang seimbang, regulator dengan berbagai kebijakan yang mendukung perbankan, hingga masyarakat yang percaya dengan keberadaan program yang dijalankan BTPN Syariah.
“Kami memaknai bahwa perjalanan BTPN Syariah dalam menyiapkan berbagai inovasi untuk mewujudkan aspirasi eksosistem digital diperlukan passion dan tekad yang kuat, untuk terus memberikan pelayanan terbaik sepenuh hati. Insyaallah, di 2023 ini kita akan bersama-sama terus bergandengan dalam mengembangkan serta menjalankan berbagai inisiatif strategis, untuk mewujudkan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih berarti bagi berjuta rakyat Indonesia,” tutur Fachmy. (*)