PAYAKUMBUH, HALUAN – Permintaan jamur tiram mengalami peningkatan selama Ramadan 1444 H. Jika biasanya permintaan hanya berkisar 30 kilogram hingga 50 kilogram per hari, saat ini permintaan mencapai 100 kilogram per hari.
Tingginya permintaan tersebut membuat petani pengumpul jamur yang ada di Kelurahan Tigo Koto Diateh (Payolinyam l) Kecamatan Payakumbuh Utara, Kota Payakumbuh kesulitan memuhi tingginya permintaan karena produksi petani belum maksimal.
Salah seorang petani jamur, Fitri Afriani (27) mengungkapkan permintaan jamur tiram datang tidak hanya di Sumbar tapi juga dari luar Sumbar. Permintaan saat ini disebut tertinggi pasca-pandemi Covid-19.
“Tahun ini permintaan tertinggi selama Ramadan dan pasca pandemi Covid-19. Jika biasanya hanya berkisar Rp30 kilogram hingga 50 kilogram per hari, saat ini permintaan mencapai Rp100 kilogram, namun sayang kita belum mampu memenuhi permintaan itu,” sebut Fitri, Senin (27/3).
Ia juga menambahkan, tingginya permintaan selama Ramadan selain untuk dikonsumsi rumah tangga juga banyak dijadikan makanan olahan oleh pedagang, baik keripik jamur, rendang jamur dan berbagai lainnya.
Saat ini jamur tiram dijual per kilogramnya mencapai Rp20 ribu, selain dikirim ke Kota Bukittinggi dan Kota Padang, produksi juga untuk memenuhi kebutuhan di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota dan Riau.
Sementara Pj Wali Kota Payakumbuh Rida Ananda berharap ke depannya masing-masing kelurahan yang ada di Kota Payakumbuh memiliki branding sendiri-sendiri dengan produk unggulan, sehingga ekonomi masyarakat tumbuh dengan baik dan lapangan usaha terus terbuka.
“Kita sudah membranding City Of Randang untuk Kota Payakumbuh, kita terus mendorong adanya produk spesifik dari berbagai kelurahan yang ada. Kita sudah memiliki Kampung Rendang, Kampung Jamur dan Kampung Makanan ringan, semoga terus tumbuh spesifik dari Kelurahan lainnya dengan produk unggulannya,” kata Rida. (tfk)
Petani pengumpul Jamur Tiram. ist