HARIANHALUAN.ID – Pria kelahiran Pekanbaru, 13 Juni 1968 ini memiliki nama lahir Aulia Amri, sehingga kalau tidak terlalu mengenal sosoknya banyak yang mengira dia adalah seorang wanita.
Memiliki ibu berdarah Minang dari Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Kota dan ayah berasal dari Bangkinang, Riau. Menghabiskan masa remaja di Palembang, Sumsel, karena mengikuti orang tua yang selalu berpindah-pindah dinas dari satu kota ke kota lain.
Setelah menempuh pendidikan S1 di Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang tahun 1992 dan S2 Magister Hukum pada Program Pasca Sarjana Universitas Islam Riau pada tahun 2007 berkelana di dunia formal murni, sebagai orang yang bekerja di belakang meja dengan spesialisasi Human Resources Department (HRD) mendesain sistem kepegawaian, sistem penggajian (salary dan benefit) sampai ke merancang sistem sertifikasi ISO dan terakhir sistem akreditasi rumah sakit, terutama yang berkaitan dengan manajemen kepegawaian dan administrasi.
Sepanjang berkarir di dunia formal selama lebih kurang 24 tahun, terakhir sebagai Manager HRD sebuah rumah sakit swasta di Pekanbaru, Riau, sambil mengajar jadi dosen tidak tetap di sebuah sekolah tinggi ilmu kesehatan swasta di Pekanbaru di progam studi rekam medis, dengan membina mata kuliah kode etik dan hukum kesehatan selama 14 tahun, yang sehari-hari mengurusi pegawai/karyawan, membuatnya sampai pada suatu klimaks titik jenuh dan harus mengambil suatu keputusan, yaitu “pensiun dini” pada tahun 2018 dari pekerjaan formal dan dunia pendidikan tinggi.
Pria yang juga aktif menulis sebagai penulis freelance, banyak tulisannya bernuansa edukasi tentang hukum kesehatan/hukum kedokteran dimuat di rubrik “Opini” media cetak Koran Riau Pos dan Haluan Mandiri (Sekarang Haluan Riau) dalam kurun waktu antara tahun 2003 sampai tahun 2015.
Pria yang memiliki banyak hobi di antaranya travelling, olahraga, masak memasak dan photograpi, sekarang setelah mundur dari dunia formal sejak tahun 2018 memfokuskan diri menjalani hobi. Alhamdulillah dari hobi sekarang bisa menghasilkan. Kata orang-orang tua dulu hobi yang paling asyik itu adalah hobi yang dibayar. “Ini terbukti benar”, katanya.
Dengan hobi menjalani photograpi, pria ini telah travelling ke berbagai daerah wisata di sebagian nusantara, di antaranya Bali, Sabang Aceh, Bangka Belitung, Palembang, Bengkulu, Bandung, Jogja, serta hampir seluruh destinasi wisata di Sumatra Barat sampai ke Kepulauan Mentawai.
Menurutnya, sebagian besar perjalanan wisata yang ia tempuh merupakan order dari job-job photograpi membawa tamu-tamu ke destinasi wisata untuk berfoto-foto, namun sebagian lagi ada juga dari foto produk, seperti menu makanan di resto atau kafe dan sebagian lagi dari job foto prewedding maupun wedding. Untuk job foto prewedding dan wedding pernah ngejob sampai Karawang, Jawa Barat.
“Semua portopolio pemotretan saya dan contoh hasil bisa dilihat di Instagram”, katanya.
Pemilik Instagram dengan nama @mr.aulia.dinov dan telah memiliki followers sebanyak 25.8K ini, juga menambahkan bahwa beberapa hasil karyanya di bidang photograpi telah terjual di pialang photo internasional getty di platform aplikasi EYEEM dan Shutterstock dengan nilai dollar. “Alhamdulillah,” katanya lagi.
Pria ini juga secara tidak langsung ikut mempromosikan destinasi wisata di sebagian daerah di Sumatra Barat. Menurutnya, karena tamu-tamu yang dibawa kebanyakan berasal dari luar Sumbar, seperti dari Jakarta, Palembang, Pekanbaru, Lampung bahkan dari Jawa.
Di samping itu, ia membawa ke destinasi wisata yang telah dikenal oleh banyak orang, seperti Jam Gadang, Ngarai Sianok, Bukittinggi, Puncak Lawang, Agam, Kelok 9 dan Lembah Harau di Kabupaten Lima Puluh Kota, Istana Pagaruyung dan Desa Terindah Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, sampai ke Sawahlunto dengan kota tuanya, Danau Kembar dan Danau Talang di kota dingin tanpa salju Alahan Panjang.
Lalu, menyusuri area wisata Pulau Mandeh dan sekitarnya serta ke Pantai Tiram, dan pantai-pantai sekitar Pariaman. Kadang ia tawari tujuan wisata yang ekstrem ke para tamu sampai ke Puncak Gagoan, Puncak Aua Sarumpun, Puncak Pusaran Angin di Kabupaten Tanah Datar, dan Puncak Bukit Langkisau dan Teluk Sikulo di daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
“Hobi yang mengasyikkan, karena dengan membawa tamu untuk foto-foto dan traveling, candu saya lapeh, bisa berkeliling foto-fotoin para tamu, kuliner makan enak dan saya dibayar,” katanya.
Di samping itu, Aulia Amri ini juga telah membuat suatu iven photograpi tahunan selama empat kali di Kota Padang, yaitu Ramadan Hijab Fashion On the Street (iven ini diadakan setiap Ramadan) pada tahun 2018, 2019, 2021 dan terakhir di awal Ramadan tahun 2023 yang lalu di Pasar Pabukoan Ramadan di Taman Imam Bonjol Padang.
“Semoga dengan hasil karya saya di bidang photograpi bisa memotivasi anak-anak muda Sumatra Barat sekarang,” katanya lagi menutup tulisan ini. (*)