“Dua nama besar, yakni K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Ahmad Dahlan sudah sejak lama ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Sementara pendiri Perti, Syekh Sulaiman Ar Rasuli hingga kini masih dalam perjuangan untuk ditetapkan sebagai pahlawan nasional,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Daerah (PD) Perti Sumbar, Sufyarma Marsidin menjelaskan bahwa peringatan milad ke-95 Perti kali ini, mengangkat tema ‘Meneguhkan Khittah, menjaga persatuan, menuju Indonesia Emas’
“Dalam upaya mengauhkan Khittah, Perti selaku organisasi keagamaan, institusi pendidikan dan sosial kemasyarakatan terus berupaya, mengelola madrasah, surau dan halaqah dengan akuntabel. Karena kita berharap agar Perti terus melahirkan cedikiawan ulama dan ulama yang cedikiawan,” ucapnya.
Sementara dalam konsep kebangsaan dan dakwah, para ulama Perti konsisten menyampaikan dakwah yang sejuk menenangkan, tidak kontroversial, setia menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila dan juga Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 sebagai dasar negara.
Begitupun dengan usaha Perti untuk mewujudkan visi Indonesia emas 2045. Sebagai ormas yang memayungi berbagai lembaga pendidikan pesantren dan madrasah, Perti terus berupaya mewujudkan Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil makmur dengan cara terus menciptakan kader yang mampu menjadi penyelesai masalah, mengembangkan kemampuan, mandiri dan bisa bekerjasama sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan hadis.
“Untuk itu, umat Perti di seluruh Indonesia memohon bantuan Wapres KH Ma’ruf Amin untuk memperjuangkan Syekh Sulaiman Ar-Rasuli sebagai pahlawan nasional,” katanya yang kemudian disambut gemuruh tepuk tangan hadirin.
Harapan serupa bahkan juga disampaikan Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah. Ia menyebut, kontribusi Perti sejak didirikan di Sumbar 95 tahun yang lalu, sudah tidak terbilang luar biasa besarnya. Untuk itu, sudah semestinya negara memberikan pengakuan kepada Syekh Sulaiman Ar-Rasuli selaku pendiri organisasi kemasyarakatan terbesar di luar Pulau Jawa itu.