Bank Indonesia Sebut, Faktor Wisata Mampu Mendorong Perekonomian di Sumbar

HARIANHALUAN.ID – Secara keseluruhan, pada tahun 2023, kinerja ekonomi Sumatera Barat (Sumbar) diprakirakan meningkat yang berkisar pada rentang 4,4 hingga 5,2 persen year on year (yoy). Demikian disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI)  Sumatera Barat (Sumbar) Endang Kurnia Saputra, Rabu (16/8) saat media breafing di Padang.

Ia menjelaskan, pemulihan ekonomi yang berlangsung seiring dengan permintaan yang masih terjaga untuk mendorong pertumbuhan tersebut.

“Ekonomi Sumbar pada triwulan II tahun 2023 mengalami akselerasi sebesar 5,14 persen (yoy) dari triwulan sebelumnya. Hal itu didorong oleh meningkatnya aktivitas perekonomian seiring HKBN Idulfitri, Iduladha dan penyelenggaraan event Penas Tani XVI,” ujar Endang memaparkan.

Ia menjelaskan, kinerja itu tercatat lebih baik dibandingkan Sumatera namun lebih rendah dibandingkan nasional. Menurutnya, pendorong perekonomian Sumbar pada triwulan II tahun 2023 antara lain peningkatan kunjungan wisata, potensi alam sebagai potensi pariwisata serta pulihnya permintaan domestik dan global. 

“Sementara faktor yang menahan adalah investasi yang dalam tren menurun, daya saing ekonomi yang relatif rendah serta akses pembiayaan rendah dibanding provinsi lain,” ucapnya.

Endang menambahkan, perekonomian Sumbar terus tumbuh. Strategi menuju perbaikan ekonomi Sumbar ke depan menurut Endang, antara lain mendorong kinerja investasi, serta menjadikan pariwisata sebagai new source of grouth engine. 

“Strategi lainnya adalah peningkatan inklusivitas ekonomi, penguatan lumbung pangan, sinergi pengendalian inflasi GNPIP serta perluasan digitalisasi keuangan,” imbuhnya.

Sementara itu, inflasi Sumbar juga terus melandai. Secara tahunan, pada Juli 2023 inflasi tercatat sebesar 2,19 persen (yoy), berada di sekitar batas bawah sasaran inflasi yaitu 3+-1 (yoy). Sementara secara bulanan tercatat inlasi 0,48 persen month to month (mtm) seiring dengan peningkatan harga cabai merah, tarif angkutan udara dan biaya sekolah.

“Faktor pendorong inflasi Sumbar antara lain potensi gangguan cuaca El-Nino yang moderat, akselerasi mobilitas dan daya beli masyarakat utamanya saat HKBN. Selain itu juga dipengaruhi komponen tarif yang diatur pemerintah seperti angkutan udara, rokok, BBM dan LPG,” ulas Endang lagi.

Sedangkan faktor penahan laju inflasi antara lain produktivitas pertanian yang meningkat, melandainya harga komoditas global serta peningkatan intensivitas program pengendalian inflasi.

Dalam pandangan BI, perekonomian Sumbar sepanjang tahun 2023 akan terus bertumbuh. Pertumbuhan tersebut didorong oleh pencabutan PPKM di akhir tahun 2022 dan sektor pariwisata yang semakin meningkat.

“Inflasi Sumbar diprakirakan berada pada rentang inflasi nasional berkat upaya yang masif dan efektif serta sinergi dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang semakin kuat,” tuturnya 

Potensi gangguan iklim El-Nino moderat serta kenaikan harga pakan ternak unggas merupakan faktor yang mendorong inflasi.

“Kemudian yang ikut mendorong adalah akselerasi mobilitas masyarakat saat HKBN, tarif angkutan udara serta komponen harga yang diatur pemerintah seperti cukai rokok, BBM dan LPG,” pungkasnya. (h/win)

Exit mobile version