“Bukan persoalan seni itu bernilai jual tinggi, tapi adalah apresiasi. Kami memanfaatkan bahan-bahan seadanya dan mengubahnya menjadi sesuatu yang bernilai,” ungkap Asrial.
Setidaknya, ke depan kerajinan miniatur maupun kerajinan lainnya harus mendapatkan perhatian yang layak, tidak perlu khusus. Cukup diberikan pembinaan dan pelatihan agar usaha kerajinan dapat berkembang dan diminati di kalangan anak muda Solok Selatan.
“Bayangkan jika dibina dan diajarkan, lalu memanfaatkan barang bekas menjadi sebuah seni seperti miniatur ini misalnya, tentu akan saling berdampak baik bagi yang lainnya. Kita bisa menorobos hobi kita dengan kreativitas menjadi sesuatu yang bernilai. Dan bantu salurkan pasarnya untuk kami agar lebih produktif lagi,” katanya begitu berharap. (*)