Berkolaborasi dengan Pemkab Padang Pariaman, BI Sumbar Buka Sekolah Lapang Iklim di Rawang Rokan

KERJA SAMA--Kesepakatan antara BI Sumbar dan pemerintah daerah Padang Pariaman yang berkolaborasi dengan BMKG dalam SLI, Senin (25/9) di Rawang Lokan Kabupaten Padang Pariaman. WINDA

HARIANHALUAN.ID – Meningkatkan laju perekonomian dalam sektor pertanian, Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Bank Indonesia (BI) Sumatra Barat (Sumbar) membuka Sekolah Lapang Iklim (SLI) di Kelurahan Tani Rawang Lokan Kabupaten Padang Pariaman. Langkah tersebut dilakukan dengan berkolaborasi antara BI Sumbar, BMKG dan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman.

Kepala BI Sumbar Endang Kurnia Saputra mengatakan, kerja sama yang dilakukan dalam upaya sinergitas pengembangan ekonomi dan keuangan. Ia berharap, ke depan bisa membantu dalam menstabilkan harga dan menjadikan Kabupaten tersebut menjadi salah satu sentral padi di Sumbar.

“Jadi untuk SLI ini memang kita membutuhkan BMKG karena BMKG kan banyak ilmunya. Makanya kita membutuhkan koordinasi dan bantuan pemahamannya terkait iklim,” ujar Endang, Senin (25/9) usai melakukan tanda tangan nota kesepahaman antara BI Sumbar dan Pemkab Padang Pariaman.

Endang menuturkan, BI sebelumnya sudah mempunyai bukti, dengan membantu petani di Sulawesi Kabupaten Goa. Dengan hasil 8 ton per hektare menjadi 11 ton per hektare.

“Hasilnya luar biasa, karena lebih 30 persen peningkatan panen terjadi saat itu. Nah itu yang akan kita terapkan di Kabupaten Padang Pariaman di Tani Rawang Lokan,” katanya.

Ia menjelaskan, BI Sumbar tidak hanya membantu pelatihan kepada kelompok tani saja, namun juga membantu dari segi alat.

“Kami berharap bupati bisa diajak kerja sama. Semoga Kabupaten Padang Pariaman ini menjadi kabupaten yang berhasil menangani dan bisa mengelola inflasi,” imbuhnya.

Sementara itu, Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur mengatakan, SLI ini merupakan salah satu langkah dan penting berkolaborasi untuk memacu semangat dan meningkatkan perekonomian.

“SLI ini kelompok tani yang akan diajari selama 4 bulan, dapat ilmu, dan dibiayai. Seperti ada suhu tinggi sampai 36 derjat, menyebabkan kelembapan berkurang yang mengakibatkan gagalnya panen. Nah, dengan sekolah iklim ini yang melibatkan BMKG, bisa meningkatkan pengetahuan soal iklim. Kita bersyukur, dan hendaklah ikuti dengan serius,” ungkap bupati.

Ia berharap, dengan sekolah langsung praktek, dibiayai, dan bisa langsung panen bisa diikuti oleh kelompok tani dengan serius.

“Bisa juga ilmu ini dibagi dengan kelompok lain yang juga bisa meningkatkan hasil panen ke depannya,” ucapnya.

Sementara itu, Koordinator Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Sumbar, Rodi menuturkan, bahwa dalam kegiatan tersebut didukung penuh oleh pihaknya. Mulai dari pemaparan materi terkait iklim, hingga penjelasan macam-macam iklin yang bisa dilakukan untuk bertanam padi.

“Kami siap membantu secara penuh, agar petani bisa paham dengan iklim. Dan bisa juga tetap bertanam disaat iklim yang berubah-ubah,” pungkasnya. (h/win)

Exit mobile version