HALUANNEWS, PADANG – Kementerian BUMN kembali melaksanakan program keterlibatan perempuan muda untuk memimpin BUMN atau dikenal dengan Girls Take Over (GTO) 2021. Pada tahun ini, sebanyak 15 perempuan muda mendapat kesempatan untuk menjadi jajaran Top Leader BUMN, termasuk di PT PLN (Persero).
Putu Ghita Novilaressa, wanita berusia 24 tahun ini berkesempatan untuk menjadi General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) yang merupakan unit paling strategis PLN selama satu hari. Ia mempelajari seluk beluk perusahaan dan proses bisnis secara umum serta pengenalan UMKM yang menjadi binaan PLN.
“Ghita menjalani kegiatan rutin sebagai General Manager di BUMN dengan aset terbesar di Indonesia. Ini tentu ilmu dan pengalaman berharga bagi Ghita ke depan,” ujar Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi.
Ghita sendiri merupakan Product Manager di PT Bank Raya Indonesia, anak usaha Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang bergerak di bidang digital perbankan. Ia terlibat aktif dalam GTO untuk bisa menjadi ajang belajar bagi dirinya menjadi salah satu pengambil keputusan di BUMN.
Pengalaman yang ia dapat dari PLN juga bermanfaat untuk modal pengembangan di BUMN tempat dia bekerja.
“Suatu kehormatan untuk saya, karena di sini saya mendapatkan banyak sekali insight yang dilakukan PLN. Banyak knowledge terkait transformasi yang dilakukan PLN,” ujar Ghita.
Selama satu hari menjadi GM PLN, Ghita memimpin Rapat Pimpinan di PLN UID Jaya secara langsung. Ghita memastikan pasokan listrik Jakarta, apalagi menjelang Idul Fitri 1443 H aman dan andal bagi masyarakat.
Sebagai salah satu poin penting transformasi PLN adalah menata sistem arus keluar barang dan aset yang berada di Gudang PLN. Ghita memastikan bahwa sistem pengawasan dan supply chain keluar masuk aset di PLN berjalan lancar.
Ghita kemudian memimpin Apel Billman di PLN Kramat Jati. Setelah itu, Ghita juga melakukan pengecekan fasilitas K3L dan Posko Layanan Teknik (Yantek).
Tak lupa, Ghita juga mengunjungi UMKM Binaan PLN salah satunya adalah produsen batik di Ciracas. Perjalanan Ghita dilanjut ke UP3 Pondok Kopi menyapa para insan PLN dalam Safari Ramadan 1443 H.
Ghita menilai langkah PLN dalam melakukan transformasi sangat bisa dirasakan oleh masyarakat. Tak hanya untuk kemajuan PLN sebagai perusahaan yang Go Global, PLN melakukan banyak terobosan untuk bisa memberikan akses listrik yang andal bagi seluruh masyarakat.
“Banyak ilmu yang bisa saya pelajari dari program GTO ini. Program GTO ini juga menjadi kesempatan untuk membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi leader dan meningkatkan inklusifitas,” ujar Ghita.
General Manager PLN UID Jakarta Raya Doddy Pangaribuan menjelaskan PLN mendapatkan pengalaman dari program GTO ini. PLN sendiri juga mempunyai program Srikandi PLN yang dirancang untuk mendukun kesetaraan gender dengan memberikan ruang bagi perempuan mengembangan potensinya.
Melalui Srikandi PLN, kata Doddy, PLN memberikan kesempatan untuk perempuan menduduki posisi strategis di PLN.
“Banyak sekali sharing yang kita lakukan baik untuk pengembangan PLN ke depan, khususnya juga untuk memberikan ruang yang seluas luasnya bagi perempuan untuk mengembangkan kemampuannya. Kami di PLN melalui Srikandi PLN siap mendukung program Srikandi BUMN,” kata Doddy.
Program Girls Take Over ini melibatkan 15 perempuan peserta yang berasal dari seluruh Indonesia mewakili 34 kabupaten kota yang menjadi representatif Indonesia.
Program ini sejalan dengan komitmen Kementerian BUMN untuk meningkatkan keterwakilan perempuan di jajaran BoC, BoD, dan BoD-1 BUMN, dengan target 15 persen pada 2021 dan mencapai 25 persen pada 2023. Juga peningkatan keterwakilan generasi muda di jajaran BoD dan BoD-1 BUMN menjadi 5 persen pada 2021, dan 10 persen pada 2023.
Saat ini jumlah pegawai perempuan di PLN mencapai 8.342 orang atau setara 20 persen dari total pegawai. Dan PLN juga telah memiliki peraturan perusahaan terkait penngasutamaan gender yang di launching tepat di hari Kartini.
Riset McKinsey pada 2018 menunjukkan,
Indonesia berpotensi meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar USD 135 miliar pada 2025 jika dapat meningkatkan kesetaraan gender di dunia kerja. (*)