Sementera itu, pendamping Kopi Bantjah dari Solok Radjo bernama Alfadriansyah, menyebut bahwa kopi Bantjah merupakan kopi yang sudah dikenal di Sumbar. Bahkan, beberapa waktu lalu kopi Bantjah ini berhasil meraih Juara II pada kompetisi kopi di Sumbar. Oleh sebab itu, dia pun sangat meyakini bahwa budidaya kopi Bantjah yang didukung oleh PT Semen Padang ini sangat dapat menggerakan ekonomi masyarakat, khususnya petani kopi HKm Sikayan Balumuik.
“Kenapa kami sebut sangat dapat menggerakkan ekonomi masyarakat? karena harga kopi robusta dalam bentuk green bean mengalami kenaikan sebesar 220 persen dibandingkan tahun 2020 yang berkisar antara Rp18.000 hingga Rp20.000 per kilogram green bean. Nah, sekarang ini harganya Rp45.000 per kilogram. Bayangkan, jika satu petani memiliki 1 pohon kopi robusta berusia 4 tahun, maka petani dapat menghasilkan sekitar 2 kilogram green bean kopi/pohon. Nah, jika 1 petani memiliki 2.000 batang kopi, maka petani tersebut dapat memperoleh pendapatan sebesar Rp160 juta hingga Rp200 juta. Jadi, hal ini tentunya menjadi momentum yang tepat bagi petani kopi” katanya.
Pengurus KAN Limau Manis Syarifuddin Dt Bungsu yang turut hadir pada acara tersebut, juga mengucapkan terima kasih kepada PT Semen Padang yang telah peduli terhadap HKm Sikayan Balumuik. Dan, menurutnya, kepedulian PT Semen Padang tidak hanya pada sektor pertanian, tapi juga pada sektor infrastruktur yang ada di Limau Manis Selatan. Salah satu contoh dari pedulian tersebut, adalah membantu masyarakat dalam membuat jalan beton menuju Bantjah ini.
“Dulunya jalan ke Bantjah ini jalan tanah dan berbatu. Berkat perhatian Semen Padang, sekarang sudah mulus. Tidak hanya itu, Semen Padang tanpa kami minta juga membangun masjid di kawasan Bantjah ini. Keberadaan masjid ini sangat bermanfaat sekali bagi para peladang untuk menunaikan salat 5 waktu, dan juga untuk Salat Jumat. Untuk itu, mewakili masyarakat Limau Manis Selatan, dan Nagari Limau Manis pada umumnya, kami pun mengucapkan terima kasih kepada Semen Padang,” katanya. (h/dan)