HALUANNEWS, SAWAHLUNTO – Separuh perjalanan hidup Anwar (75 tahun) dilaluinya dengan membuat Minyak Tanak Talawi.
Setahun setelah menikah, persisnya di 1965, Anwar bersama Upiak, sang istri, merintis usaha membuat Minyak Tanak yang menjadi ciri khas tersendiri karena cita rasanya.
Minyak Tanak berasal dari santan kelapa yang dimasak hingga tersisih menjadi minyak. Industri olahan rumah tangga ini, dikenal masyarakat setempat dan sekitarnya dengan sebutan Minyak Tanak atau Minyak Tanak Talawi.
“Alhamdulillah, dengan Minyak Tanak Talawi ini saya bisa menyekolahkan lima anak sampai perguruan tinggi dan bisa pula membuat rumah,” ujar Anwar di rumahnya, Desa Talawi Mudik, Rabu 11 Mei 2022.
Hari itu, Anwar habis memeras santan kelapa dengan alat sederhana yang dibuat sendiri. Kancah besar di perapian sudah menanti santan yang hendak dijadikan Minyak Tanak. Semakin lama diaduk, minyak dan ampas santan pun berpisah. Aroma khas Minyak Tanak pun mulai terasa di hidung.
Menurut Anwar, sebelum tahun 2000-an Minyak Tanak Talawi untuk menggoreng makanan.
Sejalan waktu, kaum ibu tidak lagi menggunakan Minyak Tanak untuk menggoreng makanan. Ciri khas Minyak Tanak beralih sebagai penyedap cita rasa yang dituangkan pada hidangan dendeng batokok atau Tokok Jariang.
Dua kali seminggu, Selasa dan Jumat, ayah lima anak ini menjual Minyak Tanak Talawi dengan merek ‘Minyak Tanak Upiak Kancie’ di Pasar Talawi.
“Dua kali kali hari pasar itu, bisalah memperoleh untung Rp2 juta. Satu botol ukuran 600 ml dijual Rp40 ribu,” tutur Anwar.
Anwar menyebut dirinya berterima kasih untuk dukungan dari Pemko Sawahlunto melalui Dinas Koperindag yang membantu memberikan pembinaan dan menyediakan packing (kemasan) untuk produk minyak tanak itu.
“Masih ada harapan kami untuk dibantu yaitu dilengkapi peralatan kami dengan mesin peras kelapa. Itu akan meningkatkan produktifitas, dari yang sekarang masih menggunakan alat sederhana untuk memeras kelapa yang tentu membutuhkan banyak tenaga dan waktu yang lama,” imbuh Anwar. (*)
Sumber: Humas