HALUANNEWS, PADANGPANJANG – Kesabaran memulai usaha hingga menjaga rasa kualitas produk menjadi kunci sukses bagi UKM, Kerupuk Keju Rini.
Berdiri sejak 2005, Kerupuk Keju Rini terus berkembang. Hingga saat UKM yang berada di Kota Padang Panjang ini masih bertahan dan terus berkembang hingga banyak dikenal masyarakat luas.
Mulai berjualan dengan bungkus kue sederhana, sekarang Kerupuk Keju Rini sudah dalam kemasan yang rapi lengkap dengan merk layaknya produk-produk makanan pabrik yang bereda di toko dan swalayan.
Tutut Fitriani (51) yang akrab disapa Rini, pemilik usaha kepada Kominfo Padang Panjang menceritakan, permintaan pesanan kerupuk keju buatannya sudah sampai keluar Kota Padang Panjang. Beberapa kota di Sumatera Barat (Sumbar) seperti Kota Bukittinggi, Payakumbuh dan Batusangkar juga memesan. Bahkan sudah menjadi pelanggan tetapnya dari tahun 2005 itu.
Dijelaskannya, pembuatan kerupuk keju ini tidaklah rumit. Cuma bikin adonan dari telur dan tepung ditambahkan keju, dicetak dengan mesin dan digoreng kurang lebih selama 7 menit. Namun untuk bahan kerupuk keju ini, Rini benar-benar menggunakan bahan kualitas nomor satu. Mulai dari tepungnya, telur, minyak dan lain sebagainya.
Ukuran kerupuk keju ini, tidak ia patok, hanya diperkirakan saja. Setiap adonan yang dicetak, akan ditampung dengan wajan yang berisikan minyak. Agar setiap adonan tidak lengket dan gampang digoreng.
“Setelah semua kerupuk digoreng lalu dikeringkan. Ditunggu dingin, dimasukkan ke dalam plastik besar dan akan dikemas dalam plastik kecil yang sudah disediakan apabila ada permintaan,” jelasnya.
Disebutkannya, pada tahun 2005, ia membuat adonan kerupuk keju ini dengan tangan sendiri. Baru menjelang 2010 ia menggunakan mesin. Mesin adonan yang ia pakai ini, dirakit sendiri karena tidak ada yang menjual mesinnya.
Kerupuk Keju Rini, bisa tahan lama hingga bertahun-tahun. Karena memang kualitasnya terbaik. Namun demikian, setiap yang ia bikin, selalu habis dipesan pelanggan.
“Contohnya saja, setelah lebaran ini kami tidak berhenti membuat dan membungkus kerupuk ini. Karena semua daerah pada meminta pesanan lantaran stok yang tersedia habis terjual,” sebutnya.
Dikatakan Rini, dulu sebelum pandemi, ia membikin kerupuk keju hampir setiap hari. Namun karena pandemi, ia membuat dua kali seminggu tergantung pesanan yang datang.
“Kami tidak mengeluh karena pesanan turun. Masih ada juga yang memesan, Alhamdulillah. Dagangan tetap jalan, walau tidak seperti dulu lagi,” katanya.
Selain itu, katanya, karena semua bahan pokok banyak yang naik, seperti minyak goreng, plastik dan lainnya, ia pun terpaksa menaikkan harga.
“Sebelumnya Rp 14 ribu. Sekarang Rp 15 ribu untuk kemasan kecil,” ucapnya.
Rini berharap kerupuk keju buatannya ini, ke depan bisa menjadi kerupuk keju yang terkenal di luar Pulau Sumatera, dan banyak dinikmati masyarakat luas. Karena soal rasa, kerupuk keju ini insyaa Allah tidak kalah dengan kerupuk keju manapun. (*)