PADANG, HARIANHALUAN.ID – UMKM Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Tenggang Raso menggeluti kerajinan tangan dari bahan sampah sejak tahun 2006 hingga sekarang. Kegiatan ini berhasil mengubah sampah plastik menjadi rupiah.
“UMKM kita berpusat di Lubuk Begalung. Di sana kita melakukan berbagai inovasi pembuatan produk kerajinan tangan dan kesenian dari sampah plastik yang telah dikumpulkan sebagai bahan dasarnya,” ujar Owner PKBM Tenggang Raso, Darima, Jumat(19/4).
Katanya, ide kerajinan tangan dari sampah plastik ini bermula ketika daerah sungai Sapih, Kuranji terkena bencana banjir. Akibat banjir itu sampah-sampah plastik ikut terbawa arus sehingga membuat kawasan tersebut semakin terlihat kotor. Melihat kondisi itu Darima berinisiatif mengolah sampah agar bisa bernilai menjadi uang.
Ia mengaku, memang jika membahas persoalan sampah tidak pernah habis. Terutama plastik merupakan penyumbang terbesar dan jenis sampah yang sulit terurai, butuh waktu lama sampai puluhan tahun supaya plastik dapat terurai.
“Hal itulah yang menjadi alasan utama mendirikan UMKM ini. Selain menyalurkan hobi dalam bidang seni dan peduli terhadap lingkungan, tentu kita juga bisa menghasilkan dari sampah plastik ini,” ujarnya.
UMKM PKBM Tenggang Raso yang sudah puluhan tahun berdiri banyak menggaet masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi dan finansial untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarakat yang bergabung akan dilatih untuk membuat suatu produk kerajinan tangan.
“Kami banyak merangkul masyarakat yang terkendala ekonomi, bahkan anak-anak jalanan. Mereka kami beri kesempatan untuk berkreativitas sambil mengisi waktu luang. Anggota kita jumlahnya sudah sampai ribuan,” ujarnya.
Olahan sampah plastik disulap oleh Darima dan anggotanya menjadi berbagai produk seperti, tas, parcel, kotak tisu, tempat beras, keranjang minum dan aneka ragam olahan tangan lainnya. Produk tersebut dijual mulai dari harga Rp 50 ribu hingga dengan Rp 350 ribu.
“Sampah plastik sebetulnya bisa dibuat menjadi apa saja, kedepannya kita akan buat produk dengan inovasi dan ide menarik lainnya,” ujarnya.
Darima menambahkan UMKM PKBM miliknya rutin meramaikan berbagai bazar dan iven. Bahkan produknya telah terjual sampai di negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Singapura. Malaysia merupakan negara yang paling menyukai produk kerajinannya, sebanyak 800 produk laku terjual di negara Jiran tersebut.
“Kami selalu ikut dalam berbagai iven, terutama Festival Muaro yang diselenggarakan Pemko Padang tahun ini. Alasannya supaya masyarakat kenal dengan produk yang kita buat,” ujarnya.(*)