BUKITTINGGI, HARIANHALUAN.ID – Terbatasnya bagasi pesawat, dan dilarangnya jemaah haji membawa air zam zam, membuat jemaah tidak dapat membawa banyak oleh-oleh dari Arab Saudi.
Bagi Jemaah Haji atau Keluarga lebih memilih membeli oleh-oleh khas dari Arab Saudi ini di Tanah Air, salah satu yang menjadi tempatnya adalah Pasar Aur Bukittinggi dan sekitarnya.
Pantauan Haluan, terlihat keluarga Jemaah Haji sengaja membeli oleh-oleh tersebut di Kawasan Aur Kuning agar Jemaah Fokus melaksanakan ibadah di tanah suci tersebut.
Salah satu toko yang rame dikunjungi pembeli dan juga lengkap adalah Toko ADR- Ash Shahaabah yang berada di Jl Sultan Syahril Tarok Dipo Bukittinggi.
Beragam oleh-oleh dijual di sana, lengkap dan ragamnya seperti yang dijual oleh pedagang yang ada di Arab Saudi.
“Kalau untuk oleh-oleh ada sajadah, sorban, tasbih serta pakaian haji. Makanan ada kacang Arab, kismis, kacang almon, kurma dan air zamzam juga ada. Kita sediakan juga jam set, teko-teko untuk oleh-oleh juga, farfum, madu Arab juga kita sediakan,” kata salah satu pedagang Abu Hanif.
“Alhamdulilah pembeli untuk oleh-oleh sudah mulai rame pembeli, walaupun sejak pandemi kemarin, adanya dua kali penundaan Ibadah Haji sehingga pembeli sepi,” ungkapnya.
“Saat ini adalah puncak ramenya pembelian oleh-oleh, karena Jemaah Haji tahun ini sudah memasuki jadwal kepulangan, Alhamdulillah ada peningkatan,” ujarnya.
Salah satu pembeli Marsya Nadin asal Kab. Tanah Datar mengatakan, ia sengaja membelikan oleh-oleh keluarganya di Bukittinggi karena harganya murah dan terjangkau juga agar keluarganya hanya fokus melaksanakan ibadah di Tanah Suci.
“Alhamdulilah di sini semua tersedia dengan lengkap, dan harga terjangkau dibandingkan harga di tempat lain,” Ujar Marsya.
Ia menjelaskan, Kurma Khalas Saad berat 10 Kilogram dijual seharga Rp. 320 Ribu, air zam-zam sebanyak 5 liter harga Rp.550 ribu serta oleh-oleh lain dengan harga terjangkau.
Penjualan oleh-oleh khas Haji ini terpantau tidak hanya di toko ADR- Ash Shahaabah juga tersedia di Pasar Grosir Aur Kuning Bukittinggi. (*)