PADANG, HARIANHALUAN.ID –Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi, Institut Pertanian Bogor bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Mendorong Karbonisasi Tandan Kosong Sawit dan Pemanfaatannya sebagai Soil Conditioner untuk Meningkatkan Efisiensi Pemupukan dan Kesuburan Tanah pada Perkebunan Sawit di Padang (5/7).
Ketua Pelaksana, Erliza Hambali mengatakan, pada tahun 2022 luas areal perkebunan sawit hampir 15,38 juta Ha dengan produksi Tandan Kosong Kelapa Sawit sekitar 47 juta ton. Berdasarkan analisis data proyeksi pada tahun 2050 akan dihasilkan Tandan Kosong Kelapa Sawit sekitar 103 juta ton. Oleh sebab itu Tandan Kosong Kelapa Sawit yang berlimpah perlu diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi.
“Tandan Kosong Kelapa Sawit dihasilkan pada proses pengolahan Tandan Buah Segar Sawit menjadi CPO. Jumlah biomassa TKKS yang dihasilkan pada proses pengolahan sekitar 30-35% dari berat buah segar yang diolah. Saat ini pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit baik oleh Pabrik Kelapa Sawit ataupun oleh Masyarakat masih sangat terbatas,” ujarnya, Jumat (5/7)
Secara komersial pemanfaatannya saat ini adalah untuk kompos, mulsa, dan pengerasan jalan-jalan di perkebunan. Sebagian besar Tandan Kosong Kelapa Sawit masih ditimbun (open dumping) atau dibakar di incinerator. Oleh sebab itu perlu dicari upaya pemanfaatannya yang lebih bernilai tambah tinggi.
“Salah satu pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit yang bernilai tambah adalah dengan mengolahnya melalui proses karbonisasi dan memanfaatkannya sebagai Soil Conditioner untuk meningkatkan kesuburan tanah dan efisiensi pemupukan pada perkebunan kelapa sawit,” tuturnya.
Berdasarkan hasil analisis budidaya perkebunan kelapa sawit, sekitar 80% biaya operasional perkebunan kelapa sawit adalah biaya pemupukan tanaman sawit. Saat ini hampir 100% pupuk yang digunakan untuk perkebunan kelapa sawit adalah pupuk kimia.
“Kunci keberhasilan peningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit adalah kegiatan pemupukan. Pemupukan merupakan proses yang membutuhkan biaya yang terbesar yang harus dikeluarkan dalam kegiatan budidaya perkebunan kelapa sawit,” ujarnya.
Salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi pemupukan di perkebunan sawit adalah menggunakan Biochar atau Karbon dari Tandan Kosong Kelapa Sawit. Biochar hasil proses Karbonisasi Tandan Kosong Kelapa Sawit dapat digunakan sebagai Soil Conditioner untuk meningkatkan kesuburan tanah dan efisiensi pemupukan pada perkebunan kelapa sawit.
Kegiatan workshop ini bertujuan untuk mendorong proses karbonisasi Tandan Kosong Kelapa Sawit yang tepat dan efisien, memberikan informasi karakteristik dan potensi Biochar (Karbon) Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai Soil Conditioner untuk meningkatkan kesuburan tanah dan efisiensi pemupukan pada perkebunan sawit.
Kemudian memberikan gambaran manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan terkait pemanfaatan Biochar Tandan Kosong Kelapa Sawit, serta memberikan gambaran estimasi penurunan emisi CO2 melalui pemanfaatan Biochar sebagai Soil Conditioner pada perkebunan kelapa sawit.
“Kegiatan ini juga diharapkan dapat menambah wawasan bagi petani kelapa sawit dan pabrik CPO terkait potensi dan manfaat Biochar dari Tandan Kosong Kelapa Sawit,” ujarnya.(*)