“Lampu-lampu di Tugu Apeksi-nya bagus kalau dilihat di malam hari. Jadi senang saja berada di sini dan mau beli makanan dan minuman untuk nongkrong lengkap di tugu ini, karena banyak pedagang,” katanya.
Dia mengaku cukup sering datang ke kawasan Tugu Apeksi bersama teman-temannya. Selama berada di kawasan itu, tidak ada pihak-pihak yang mengganggu dan bahkan parkir kendaraan gratis. “Saya kos dekat-dekat Aie Pacah ini. Kalau mau melepas lelah habis kuliah ya datang ke sini,” ujar Rini mahasiswa UBH itu.
Tentang Tugu Apeksi
Tugu Apeksi ini dibangun di Kompleks Perkantoran Balai Kota Padang dan diresmikan pada 8 Agustus 2022 lalu. Berdirinya Tugu ini menandakan bahwa Rakernas Apeksi ke-15 dilaksanakan di Padang.
Menurut Ketua Dewan Apeksi ketika itu, Bima Arya, Tugu Apeksi menjadi sebuah sejarah di Indonesia, karena keberadaannya tersebut merupakan satu-satunya di Indonesia.
Bahkan Bima menilai ini sebagai simbol pemersatu kota se-Indonesia dalam bingkai Apeksi dan juga telah tertulis nama wali kota dan nama daerahnya. “Sejarah baru bagi Apeksi dan seluruh kota di Indonesia tertulis jelas di tugu ini,” ujarnya.
Bentuk tugu tersebut terbilang unik. Terdapat 15 lonjong di tugu tersebut. Dimana ada sebanyak 15 lonjong itu muncul dari tiap sisi. Selain itu, ada empat sisi bagian tugu. Empat sisi ini menandakan empat pilar nilai kebangsaan, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan juga Bhinneka Tunggal Ika. (*)