HARIANHALUAN.ID – BUMD Sumbar, Hotel Balairung Jakarta kini berbenah besar-besaran dari segala aspek setelah sekian tahun selalu dihinggapi berita miring terkait pengelolaan yang tidak professional hingga kerugian yang terus menerus.
Manajemen baru yang di nahkodai Okto professional hotelier muda ini telah melakukan akselerasi untuk merubah image (citra) Hotel Balairung dahulu.
Dalam keterangan resmi yang disampaikan kepada Haluan, Kamis (15/8), Ia menjelaskan secara detail dampak perubahan tersebut terhadap peningkatan pendapatan hotel.
“Dampak dari perubahan-perubahan tersebut cukup terasa selain mulai dengan suasanya yang lebih nyaman, dan dari sisi kinerja pendapatan juga positif mengalami kenaikan 10 persen (semester I) dan dengan strategi efisensi yang telah dilakukan kerugian juga terus turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (semester I),” ujarnya.
Hotel balairung juga mampu bersaing dengan hotel-hotel pesaing di area sekitar, hal ini di tunjukkan dengan tingkat hunian yang secara rata-rata tidak beda jauh dengan hotel pesaing.
Dari sisi tampilan, kesan sempit di lobby hotel sekarang sudah tidak tampak lagi, kesan lapang dan nyaman sudah sangat terasa, pencahayaan menjadi lebih terang, penataaan yang simple dan rapi membuat lobby enak dipandang. Ditambah lagi wallgarden di front office memberikan rasa teduh layaknya di taman.
Ada juga penambahan beberapa unit AC di lobby membuat keluhan jika lobby terasa panas sudah tidak terasa lagi.
“Yang ada sekarang lobby menjadi sejuk,” ujarnya.
Manejemen juga berinovasi dengan, menyediakan pojok baca yang mana pada media pocok baca tesebut disediakan buku tentang tokoh tokoh nasional, buku minang, buku religi, buku anak-anak serta buku panduan traveling.
“Keluhan –keluhan tamu tentang makanan yang tidak variatif dan juga menu kurang minang tidak terasa, sekarang juga terbantahkan,” ujarnya.
Menu sarapan juga sangat bervariasi, ada nusantara, western, dan juga minang corner, bubur kampium dan ketupat padang menjadi menu wajib di hotel Balairung.
“Cereal, roti serta varian pastry nusantara dan minang tersedia dimeja buffet,” kata dia.
Hotel Balairung juga menyediakan minuman kesehatan seperti varian jamu-jamuan tak ketinggalan kerupuk opak di bumbu saos sate padang. Menu ini menjadikan Hotel Balairung serasa kampuang halaman. Sedangkan menu utama atau main corse selalu berganti setiap hari sehingga tamu-tamu longstay (menginap lama) tidak akan bosan.
Tak ketinggalan kadai teras yang sebelumnya terkesan kuno saat ini sudah sangat berubah.
Dengan perpaduan set meja kursi bar dan mural bertemakan gambar Hotel Balairung yang lebih modern serta kekinian membuat tempat merokok ini lebih cocok disebut cafe karena suasananya layaknya kafe yang selalu di iringi music.
“Setiap minggunya kadai juga menyediakan live music baik akustik maupun organ dimana tamu-tamu yang mempunyai hobby menyanyi bisa ikut bergabung untuk menyanyi,” jelasnya.
Di kadai juga disediakan permainan domino dan catur yang dapat digunakan secara gratis.
Selain perubahan-perubahan tersebut, manajemen juga tak lupa akan kodratnya bahwa Hotel Balairung adalah hotel milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar yang mana harus mencerminkan ethnic minang.
“Mulai tampilan staf front office yang menggunakan seragam khas minang dan juga standar hotel, beberapa kamar yang telah di renovasi dengan konsep tematik latar belakang pariwisata di ranah minang mulai dari lembah Harau, Geopark Silokek, Danau maninjau,” tuturnya.
Hal ini juga sejalan dengan visi dan misi PT Balairung sebagai Pengelola Hotel Balairung yakni Hotel Balairung sebagai galeri dan representasi Sumatera Barat baik Makanan, Produk UMKM, Pariwisata Daerah.
Sebagai produk utama sebuah hotel, kamar merupakan produk jual utama dari sebuah bisnis hotel. Hal ini tentu tak luput dari rencana perbaikan konsep walpapaer yang saat ini menghiasi kamar-kamar hotel Balairung, terkesan kelihatan kuno dan tua sehingga membuat manajemen melakukan peremajaan dengan mengganti wallpaper dengan cat agar mudah dalam perawatan.
“Manajemen menargetkan akhir tahun ini seluruh kamar akan selesai dilakukan perbaikan, saat ini sudah selesai 15 kamar,” jelasnya.
Selain kamar koridor pun menjadi target perubahan oleh hotelier muda ini. Selama ini Okto menerangkan banyak sekali keluhan tamu bahwa koridor terasa sangat gelap dan menyeramkan.
“Keluhan tersebut langsung di respon oleh okto dengan melakukan perbaikan di koridor dari mengganti wallpaper dengan cat, mengganti karpet dan juga yang paling utama terkait lighting agar tidak gelap seperti halnya sudah dilakukan perbaikan pada koridor lantai 7,” jelas Okto.
Saat berita ini diterbitkan, manajemen juga sedang memproses perbaikan koridor lt 11 dan menargetkan sampai akhir tahun ini seluruh koridor akan berubah.
Saat ini manajemen juga sedang berpartisipasi dalam mendukung program go green dimana saat ini ada 5 dari 7 lantai kamar di Hotel Balairung sudah tidak menggunakan botol plastic, namun demikian manajemen menyediakan teko pitcher sebagai pengganti botol air mineral dan tamu dapat melakukan pengisian dan refill air mineral di dispenser yang diletakkan di koridor kamar.
“Tentu hal ini membuat tamu lebih enak,” ujarnya.
Okto juga menjelaskan bahwa perubahan-perubahan yang dilakukan seharusnya sudah dilakukan pada periode-periode sebelumnya.
Sehingga apa yang dilakukan sekarang terasa berat karena menjadi PR yang sudah menumpuk.
“Memang untuk menyelesaikannya butuh waktu yang tidak sebentar, namun kita bisa melakukannya,” kata dia.
Selain faktor banyaknya yang harus diperbaiki, cashflow juga menjadi perhatian manajemen baru ini.
“Karena kami harus berbagi dengan biaya operasional yang tidak bisa berhenti,” ungkapnya.
Namun Okto optimis bisa melakukannya dan harapannya tentu dengan perbaikan yang ada dapat meningkatkan kinerja dan tentu tujuan utamanya menghasilkan deviden bagi pemegang saham.
Dalam meningkatkan kinerja Perseroan, manajemen juga menggandeng Bank BNI untuk berkolaborasi dalam pembuatan kartu e-money.
“Kartu tersebut nantinya dapat menjadi souvenir untuk tamu yang menginap di Balairung tentu dengan syarat dan ketentuan yang telah ditentukan Dengan perubahan yang telah dilakukan,” ucapnya.
Manajemen sangat mengharapkan kepada seluruh pemegang saham agar ASN yang melakukan perjalanan Dinas ke Jakarta dapat menggunakan fasilitas Hotel Balairung sebagai tempat menginapnya.
Okto menambahkan bahwa jika melakukan pemesanan 4 kamar maka manajemen akan menyediakan penjemputan di bandara dan juga terdapat paket kamar dengan sarapan dan makan malam.
Okto juga menekankan bahwa selain perubahan pada produk, sisi pelayanan pun harus dilakukan.
Tidak dipungkiri bahwa pelayanan di Hotel Balairung selama ini sangat kurang. Bahkan Okto menyampaikan karyawan jika bertemu tamu yang seharusnya menyapa justru terkesan menghindar.
Saat ini manajemen juga melakukan evaluasi menyeluruh untuk pelayanan. Okto menyampaikan bahwa karyawan saat ini wajib melakukan 3 S (Senyum, Sapa, Salam).
Bahkan Okto berani pasang badan jika ada karyawannya yang tidak melakukan 3S tersebut.
“Manajemen akan langsung melakukan evaluasi berupa punishment tentu ada reward juga jika karyawan menunjukkan kinerja yang bagus,” tuturnya.
Langkah yang dilakukan oleh manajemen saat patut diberikan apresiasi, dengan waktu menjabat belum genap 6 bulan sudah mampu merespon keluhan-keluhan yang selama ini menjadi PR besar hotel balairung dan juga mampu merespon keluhan tersebut dengan solusi-solusi perubahan yang telah dilakukan. (h/yes)