HALUANNEWS, PADANG – Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) BMT Lolong Belanti, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), mengajak masyarakat beralih dari sistem konvensional kepada nilai-nilai syariah.
Ketua KSPPS BMT Lolong Belanti, Irwan menyebutkan, koperasi syariah hadir untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan, dengan layanan yang tidak memberatkan masyarakat. Terutama tanpa ada riba atau pun praktik rentenir.
Menurutnya, banyak masyarakat yang mudah terjebak untuk mengajukan pinjaman karena iming-iming mudah dicairkan. Namun di balik tersebut, masyarakat lupa konsekuensi ketika jatuh tempo harus berhadapan dengan bunga yang tinggi.
“Koperasi syariah hadir untuk menghindari kedua hal itu. Dan mengajak masyarakat menggunakan sistem syariah. Karena adanya keuntungan dan keberkahan yang berpihak kepada masyarakat, itulah tugas kami melalui gerakan ekonomi syariah untuk menyampaikannya kepada masyarakat. Meskipun terbilang sulit, seiring berjalannya waktu dukungan hadir dari berbagai pihak,” ucapnya.
Ia menjelaskan, sistem syariah menggunakan skema bagi hasil dan margin bukan bunga yang mengandung unsur riba. Nantinya masyarakat bisa mengajukan layanan mudharabah, atau murabahah tergantung akad yang disepakati.
“Sistem syariah memiliki keberkahan pada setiap usaha yang dilakukan oleh penggunanya. Namun itu semua tentunya harus diawali dengan niat yang sungguh-sungguh, serta kejujuran,” ujarnya.
Selain itu, Irwan menambahkan, KSPPS BMT Lolong Belanti juga menyediakan program penyimpanan yang bisa diajukan masyarakat untuk tabungan kurban, sekolah hingga untuk biaya haji.
Ia memisalkan, penyimpanan untuk tabungan berkala seperti pendidikan, dimana anggota bisa melakukan penarikan dalam jangka minimal dua bulan tanpa adanya bagi hasil.
KSPPS BMT Lolong Belanti, kata Irwan sudah berjalan semenjak Tahun 2013, melalui program pemerintah dengan dana Rp300 juta dalam rangka meningkatkan perekonomian syariah di setiap kelurahan di Kota Padang.
Sejauh ini, Irwan menambahkan, KSPPS BMT Lolong Belanti telah mampu mengembalikan modal hingga Rp72 juta setelah bantuan awal dari pemerintah disalurkan kepada masyarakat. Menurutnya, pengembalian modal tersebut menjadi salah satu tantangan pengembangan koperasi syariah.
“Memang ada beberapa KSPPS BMT yang tengah mati suri, karena belum mampu mengembalikan modal awal tersebut. Hal ini bisa terjadi karena manajemen pengelola dan lingkungan yang berbeda,” ujarnya.
Irwan mengatakan, sejauh ini KSPPS BMT Lolong Belanti telah memiliki sebanyak 158 orang anggota yang terdiri dari pedagang, pelaku UMKM hingga ibu rumah tangga. Saat ini koperasi syariah tersebut sudah memiliki aset sebanyak Rp400 juta. “KSPPS BMT Lolong Belanti membantu masyarakat dalam membiayai usaha yang dijalankan oleh rumah tangga, usaha kaki lima, warung, serta usaha kecil lainnya,” ucapnya.
KSPPS BMT Lolong Belanti pernah meraih peringkat pertama untuk KSPPS BMT berprestasi se-Kecamatan Padang Utara pada Tahun 2016. (*)