JAKARTA, HARIANHALUAN.ID – Sebanyak 842 orang turut meramaikan acara kampanye anti perundungan yang bertajuk #1MillionYouthsStopBullying. Acara yang digelar pada Sabtu (5/10) di Paragon Community Hub, Jakarta Selatan itu, berhasil menarik perhatian publik dengan berbagai kegiatan edukatif untuk membangun ekosistem sekolah yang aman serta memperkuat kesehatan mental siswa.
Gerakan #1MillionYouthsStopBullying diinisiasi oleh Rico Juni Artanto bersama Ruber Innovation Lab sejak September 2023, dengan misi memerangi kasus perundungan yang marak terjadi di lingkungan sekolah. Hingga saat ini, gerakan ini telah menjangkau lebih dari 470 sekolah dan 5000 siswa di Jabodetabek dan Jawa Barat.
Pada sesi talkshow bertema Membangun Ekosistem Sekolah yang Aman dan Kesehatan Mental yang Kuat, Rico Juni Artanto, pendiri gerakan ini, menekankan pentingnya peran lingkungan dalam mengatasi perundungan di sekolah.
“Kasus perundungan bukan hanya tentang korban dan pelaku, tetapi juga lingkungan di sekitar mereka. Untuk itu, ekosistem sekolah harus diperkuat, mulai dari kepala sekolah, guru, siswa, organisasi sekolah, hingga orang tua,” ujar Rico.
Acara talkshow tersebut juga dihadiri oleh Salman Subakat, CEO NSEI (ParagonCorp), dan Ali Mukodas, Kepala Bidang SMA DKI Jakarta. Sebanyak 628 peserta hadir secara langsung, dan 214 peserta lainnya mengikuti acara secara daring melalui Zoom Meeting. Para peserta terdiri dari berbagai latar belakang, termasuk tenaga pendidik, orang tua, siswa, serta mahasiswa.
Selain talkshow, acara ini juga menghadirkan pemutaran film pendek Lara Bisu, hasil kolaborasi antara #1MillionYouthsStopBullying dan Ruber Visual. Film ini menggugah kesadaran peserta mengenai dampak negatif dari perundungan, sekaligus mengajak mereka untuk bersama-sama melawan perundungan.
Pengalaman berinteraksi dengan berbagai booth menarik turut menjadi bagian dari acara ini. Para peserta dapat mencoba permainan edukatif, seperti kartu Buddy Pekerti yang dirancang untuk membantu mencegah perundungan di sekolah, Wheel of Emotions untuk mengenali emosi, serta sesi Heart to Heart bersama psikolog kenamaan.
Selain itu, tersedia Wall of Hope dimana peserta dapat menuliskan harapan mereka. Emina mendukung acara ini dengan menyediakan layanan pengecekan kulit gratis (skin check) di booth mereka, sementara Kahf juga berkontribusi dalam kesuksesan acara melalui dukungannya.
“Kami harap, gerakan ini mampu menjadi langkah awal untuk memutus rantai perundungan di lingkungan sekolah,” kata Rico. Dukungan penuh dari ParagonCorp dan Indika Foundation semakin memperkuat komitmen untuk menegakkan gerakan anti perundungan ini di seluruh Indonesia. (*)