HALUANNEWS, AGAM – Sebagian pedagang daging sapi segar di Kabupaten Agam tidak berjualan. Hal tersebut terjadi karena sulitnya mendapatkan sapi siap potong, akibat merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK).
“Mencegah penyebaran virus PMK, pasar ternak di sini ditutup. Makanya kami kesulitan mendapatkan sapi siap potong,” ucap salah seorang pedagang daging sapi segar di Kecamatan Lubuk Basung, Bambang pada Sabtu (28/5/2022).
Bambang mengatakan, sebelumnya para pedagang mendapat sapi siap potong dari tengkulak luar daerah, yang memasarkan ternaknya di pasar ternak setempat.
“Tapi sekarang pasar ternak ditutup, kami kesulitan mendapatkan sapi siap potong. Untung stok sapi saya masih ada, jadi masih bisa berjualan hari ini,” ujarnya.
Bambang menyebutkan, saat ini untuk mendapatkan sapi pedagang harus membeli langsung ke kandang tengkulak atau langsung ke petani.
Tidak hanya sulit mendapatkan sapi, pedagang juga keluhkan kurangnya omset penjualan daging sapi. Dalam satu hari, para padagang hanya bisa menjual rata-rata 100 kilogram (kg) daging sapi segar, jumlah tersebut berkurang 50 persen dari hari biasanya.
“Biasanya rata-rata satu hari bisa menjual 200 kg sampai 250 kg setiap hari, tapi hari ini paling banyak 100 kg,” katanya.
Menurut Bambang, berkurangnya penjual disebabkan karena masyarakat takut mengonsumsi daging sapi.
“Padahal sudah ada pengumuman dari pemerintah pusat, bahwa daging sapi yang terjangkit PMK layak dikonsumsi dan tidak menular kepada manusia. Saat ini yang membeli daging, kebanyakan hanya pelanggan rumah makan dan pedagang bakso,” ujarnya.
Bambang juga mengatakan, untuk harga jual daging sapi perkilonya Rp150 ribu. “Ini sudah turun dari minggu lalu, yaitu Rp160 perkilogram,” tuturnya. (*)