PADANG PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID — Owner Rumah Lebah Kelulut di Padang Baru Nagari Parit Malintang, H. Khaidir, memperkenalkan budidaya madu kelulut (galo-galo) kepada masyarakat.
Ia juga memberikan kesempatan untuk mencicipi madu secara gratis dalam kegiatan grand opening beberapa waktu lalu.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Bupati Padang Pariaman yang sedang cuti, Suhatri Bur, Kapolres Padang Pariaman AKBP Muhammad Faisol Amir yang melakukan pengguntingan pita, serta sejumlah tamu undangan penting lainnya.
Rumah Lebah Kelulut, perusahaan yang dipimpin oleh H. Khaidir ini telah memperoleh izin resmi dari BPOM dan fasilitas laboratorium sendiri.
H. Khaidir menjelaskan bahwa Rumah Madu Kelulut sering menjadi tujuan kunjungan berbagai kalangan, mulai dari pejabat, akademisi, hingga mahasiswa dari Universitas Andalas dan lembaga lainnya.
“Kebersihan madu kami sangat terjamin, dan manfaatnya luar biasa. Madu kelulut dapat membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti asam lambung, asam urat, sesak napas, kolesterol, hingga tekanan darah tinggi,” ujar H. Khaidir di rumahnya Parit Malintang.
Ia bahkan membagikan pengalamannya yang unik ketika digigit ular berbisa. Setelah membersihkan luka dan darah kemudian mengoleskan madu kelulut, lukanya tidak mengalami pembengkakan.
“Ini pengalaman pribadi saya, dan mungkin akan memberikan hasil yang sama pada orang lain,” tambahnya.
Rumah Lebah Kelulut saat ini memiliki lebih dari 1.000 koloni lebah, yang tersebar di Parit Malintang hingga dekat Kantor Bupati Padang Pariaman dengan menyewa lahan masyarakat yang terlantar.
Awalnya, koloni lebah dibeli dari luar, namun kini sudah berhasil dibudidayakan secara mandiri dengan metode yang inovatif.
“Kami menggunakan kotak berbentuk rumah adat sebagai sarang lebah, meskipun dulunya lebah bersarang di batang kayu seperti jengkol, karet, dan kelapa,” jelas H. Khaidir.
Madu kelulut dikenal dengan cita rasanya yang asam manis, yang bervariasi tergantung pada jenis makanan lebah. Jika lebah memakan buah keduduk, madunya berwarna hitam, sementara jika dari bunga kelapa, warnanya kuning. Proses budidaya yang higienis memastikan madu dapat dikonsumsi langsung dengan aman.
Rumah Lebah Kelulut berawal dari pengalaman pribadi H. Khaidir yang sembuh dari asam lambung setelah rutin mengonsumsi madu kelulut.
Pengalaman ini menginspirasinya untuk membudidayakan madu tersebut di kampung halaman, yang awalnya hanya untuk konsumsi pribadi, kini menjadi bisnis yang menggerakkan perekonomian keluarganya.
Kata Khaidir selain di Parit Malintang ia juga memiliki tempat budidaya di Kecamatan Sintoga Kab Padang Pariaman namun daerah Parit Malintang yang terbesar.
“Rata-rata setiap hari usahanya menghasilkan madu sebanyak 20 liter /hari,” ujarnya.
Setelah madu diambil dari koloni lebah, lalu dimasukan ke labor yang berada di rumahnya dan kemudian dikemas. Ia memiliki 4 orang karyawan. (*)