AGAM, HARIANHALUAN.ID – Suatu siang di akhir September 2024, beberapa warga di Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, terlibat pembicaraan hangat. Topik mereka saat itu, bagaimana memberdayakan dan mengangkat kembali perekonomian warga yang sempat terpuruk akibat hantaman banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi, pada 11 Mei 2024 lalu.
Kecamatan ini termasuk daerah yang terdampak. Karenanya, bantuan dari banyak pihak serta relawan yang datang saat itu, terasa sangat meringankan sedikit beban mereka saat itu.
Camat Sungai Pua, Ridwan menyebutkan, di Kecamatan Sungai Pua, ada beberapa nagari (desa). Yakni Nagari Batagak, Batu Palano, Sariak, Sungai Pua, dan Padang Laweh.
“Saat banjir bandang terjadi tengah malam pada Mei 2024 itu, banyak warga kami yang menjadi korban. Selain harta benda yang rusak, fasilitas umum pun juga banyak yang rusak. Listrik mati, saluran telekomunikasi pun, sangat susah,” katanya.
Apa yang diucapkan Ridwan, memang begitu kenyataannya. Pagi hari saat patroli petugas turun ke lapangan di kawasan Lembah Anai Kabupaten Tanah Datar, ia melaporkan, satu-satunya jaringan telekomunikasi yang bisa digunakan hanyalah dari IM3 dan Tri, produk Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH), karena jaringan operator seluler lainnya terganggu akibat hantaman banjir bandang.
Hingga saat ini, berbagai produk Indosat laris manis di kawasan terdampak bencana banjir bandang, di Agam, Tanah Datar dan Padang Panjang. Begitupun di daerah lainnya di Sumatera Barat, banyak yang beralih menggunakan produk Indosat dalam berkomunikasi, karena terbukti jaringan dan jangkauan yang luas, serta memiliki kualitas layanannya yang lebih baik. Inilah salah satu alasan dan pembuktian bahwa, Indosat telah menjadi operator seluler andalan di Nusantara.
“Saya baru saja berkomunikasi dengan anak di Padang, kartu yang saya pakai sekarang Tri. Sejak banjir bandang itu, nomor Tri saya selalu aktif, jaringannya sangat bagus,” kata Hendra, 45, salah seorang warga Bukik Batabuah.
Hendra merupakan salah seorang dari beberapa warga Sungai Pua, yang saat itu sedang berdiskusi untuk memajukan ekonomi desanya. Ia mengaku sangat puas dengan layanan Indosat di daerah mereka, yang turun langsung memberikan bantuan, tak berapa lama setelah bencana menimpa mereka.
Salah seorang tokoh masyarakat Bukik Batabuah, Romeo Rissal, menyebutkan, hingga kini pihaknya aktif untuk memotivasi warga nya untuk bangkit kembali dari keterpurukan. Romeo yang menggiatkan kampung Inggris untuk melatih warga setempat agar mahir berbahasa Inggris tersebut, sangat prihatin dengan bencana tersebut.
“Alhamdulillah, Indosat turun langsung memberikan bantuan melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) nya pada kami, para korban bencana ini,” kata Romeo.
Pada masa tanggap darurat tersebut, team Indosat dengan cepat menyalurkan dana CSR nya. Kejadian pada 11 Mei tengah malam, hanya berselang sehari, tepatnya 13 Mei, bantuan pun datang.
Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) memberikan bantuan kepada para korban bencana banjir lahar dingin Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam. Bantuan ini sebagai wujud kepedulian Indosat ketika terjadi kondisi tanggap darurat bencana di pelosok tanah air melalui program Tanggung Jawab Sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR).
Bantuan tanggap darurat bencana dikirimkan lewat jalur darat untuk menjangkau warga yang berada di posko pengungsian sekitar Tanah Datar dan Agam. Adapun bantuan yang diberikan kepada para warga terdampak saat itu, adalah paket makanan siap saji, selimut, air mineral botol, paket obat-obatan, serta paket Kartu Perdana IM3 dan Tri.
Pada saat itu, SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison, Steve Saerang, mengatakan, “Kami turut prihatin atas terjadinya bencana banjir bandang lahar dingin yang menimpa sejumlah warga di Kabupaten Agam dan Tanah Datar Sumatra Barat. Indosat berkomitmen untuk hadir di tengah masyarakat Indonesia, terlebih di saat menghadapi kondisi tanggap darurat bencana. Kami berharap bantuan yang disalurkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat terdampak. “
Saat itu, Indosat juga memberikan kuota bonus sebesar 1 GB untuk 1 hari bagi para pengguna IM3 di Sumatera Barat agar bisa terhubung dengan keluarga tercinta. Pelanggan IM3hanya cukup aktivasi melalui Cek Kuota: *557*8# atau di myIM3 bit.ly/acwpim3, dan pelanggan Tri dengan aktivasi melalui Cek Kuota: *888*8#.
Hingga kini, dampak bantuan Indosat di Agam dan Tanah Datar tersebut begitu berkesan bagi warga setempat. Nomor IM3 dan Tri yang dibagikan, menjadi nomor HP kebanggaan mereka. Keberlanjutan hubungan Indosat dan pelanggannya, terjalin begitu manis, melalui kepedulian Indosat pada bencana yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.
Kepedulian sosial Indosat terhadap berbagai masalah sosial dan bencana di Tanah Air, begitu nyata terlihat dari aktivitas penyaluran dana CSR nya. Indosat selalu terlihat hadir dalam penyaluran berbagai bantuan bagi korban bencana, maupun aktivitas sosial kemasyarakatan, di pelosok Nusantara.
Selain itu, dengan dana CSR nya, Indosat juga berupaya untuk menjaga keberlanjutan lingkungan, dan menjaga kelestarian alam.
Yang terbaru saat Indosat membantu mahasiswa Universitas Hasanudddin (Unhas), Makassar, Sulawesi Selatan pada 7 Oktober 2024 untuk melakukan penukaran sampah plastik jadi pulsa yang telah dipasang di area kampus. Cara ini sebagai wujud Indosat melakukan program CSR untuk mendukung upaya keberlanjutan.
Upaya yang patut diapresiasi tentunya. Sebab, sampah plastik termasuk kategori sampah yang sangat lama untuk bisa diurai mikroba. Justru itu, dengan mengumpulkan sampah plastik, dan kemudian mendaur ulangnya menjadi prosuk lain yang bernilaiguna, tentunya menjadi upaya untuk keberlanjutan yang patut dipujikan.
Keberlanjutan Melalui CSR
IOH memiliki tiga inisiatif sosial yang digelar secara berkelanjutan dan selaras dengan berbagai Sustainable Development Goals (SDGs). Ketiga inisiatif tersebut adalah edukasi digital IDCamp, pemberdayaan perempuan SheHacks, serta lingkungan melalui program konservasi, kelautan, dan perikanan. Selain itu, IOH juga memiliki program filantropi berupa donasi berbasis komunitas, tanggap darurat bencana, serta volunteering untuk mendukung masyarakat dan pemerintah.
“Secara umum tujuan kegiatan CSR IOH secara keseluruhan adalah untuk memberikan dampak positif dan berkelanjutan melalui tiga pilar CSR, yakni Pendidikan Digital (IDCamp), Pengembangan Komunitas (SheHacks), dan Lingkungan (Marine Conservation). Sementara itu, filantropi merupakan landasan kegiatan yang dilaksanakan dari ketiga pilar tersebut. Semuanya sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs,” kata Steve Saerang.
Melalui program-program tersebut, lanjutnya, perusahaan ingin menunjukkan bahwa IOH tidak sekadar melakukan kegiatan bisnis, namun memainkan peran yang lebih penting dalam memberdayakan masyarakat Indonesia.
Diakui Steve, inisiatif sosial yang efektif adalah yang mampu menjawab atau memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat. Dengan melibatkan masyarakat sebagai penerima manfaat dalam proses inisiasi program sosial, maka dampak program akan lebih tepat sasaran hingga berkelanjutan. Oleh karena itu, IOH akan memastikan penerima manfaat bisa memiliki kemandirian di masa depan.
Laba dan CSR Meningkat
Penyaluran CSR yang terus meningkat, tentunya tak bisa dilepaskan dari raihan laba Indosat. Pada semester pertama 2024, PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) membukukan pertumbuhan pesat laba yang dapat diatribusikan/diberikan kepada pemilik entitas induk 43,3% dari Rp1,90 triliun pada semester pertama 2023 menjadi Rp2,73 triliun pada semester I 2024.
Presiden Director dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha, pada ekspose nya Selasa (30/7) lalu mengatakan, hasil yang dicatatkan di paruh pertama tahun 2024 membuktikan strategi cermat perseroan dalam mendorong kemajuan perusahaan. “Kinerja luar biasa ini mencerminkan dedikasi kami untuk menciptakan nilai yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan sekaligus memberdayakan ekonomi digital Indonesia. Kami terus meningkatkan jaringan kami untuk memastikan konektivitas yang lancar dan pengalaman yang mengesankan bagi pelanggan di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Hal ini tentunya sejalan dengan penyaluran dana CSR sesuai ketentuan dari pemerintah. Dimana besaran dana CSR adalah minimal 2% sampai 4% dari total keuntungan dalam setahun. Besarnya anggaran dana tersebut sesuai Peraturan UU PT dan PP No. 47 tahun 2012. Setiap daerah juga mengeluarkan aturan seberapa besar dana CSR yang harus dikeluarkan, namun tidak melebihi 4%.
Vikram Sinha, dalam ekspos nya saat itu menyebutkan, komitmen Indosat untuk tetap memberikan yang terbaik bagi Indonesia.
“Melalui dana CSR ini, IOH terus berfokus untuk menciptakan inisiatif berkelanjutan yang relevan dengan tantangan saat ini dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dalam mempercepat agenda transformasi digital dan berkontribusi pada kemajuan bangsa,” kata Vikram Sinha. (h/atviarni)