Pelindo Regional 2 Teluk Bayur Sampaikan Capaian Kinerja

HARIANHALUAN.ID – Pelabuhan Teluk Bayur merupakan salah satu Pelabuhan terbesar di pantai Barat Sumatera yang merupakan salah satu cabang dari Pelindo Group yang terletak di Provinsi Sumatera Barat. Sebagai gerbang utama perdagangan dan logistik di wilayah Sumatera, Pelabuhan Teluk Bayur memainkan peranan penting dalam mendukung kegiatan ekonomi regional dan nasional. Selain mendorong percepatan aktivitas pelayanan pelabuhan, Merger Pelindo Group yang dimulai pada 01 Oktober 2021 merupakan upaya untuk menekan biaya logistik di Tanah Air.

Disamping itu Pelindo juga terus berusaha untuk merampungkan penataan pengelolaan Pelabuhan, agar dapat menjadi pelabuhan berkelas dunia.

Dalam pengelolaan Pelabuhan Teluk Bayur, Pelindo memilki 3 Subholding yang turut andil dalam perkembangan Pelabuhan yakni Subholding Pelindo Multi Terminal (atau SPMT) melalui anak perusahaan PT Pelabuhan Tanjung Priok (atau PT PTP) yang mengelola kegiatan pelayanan multipurpose atau Non Petikemas, kemudian Subholding Pelindo Terminal Petikemas (atau SPTP) melalui anak perusahaan PT IPC Terminal Petikemas (atau PT IPC TPK) yang melayani pelayanan Petikemas, dan Subholding Pelindo Jasa Maritim (atau SPJM) melalui anak usahanya PT Jasa Armada Indonesia (atau PT JAI) yang melayani aktivitas penunjang dalam pelayanan penundaan dan pemanduan.

Menuju tahun 2025 yang penuh tantangan kedepannya, untuk mengakomodasi volume perdagangan yang semakin meningkat, Pelindo senantiasa berupaya terus dalam memberikan pelayanan terbaik serta penyediaan fasilitas berupa infrastruktur dan suprastruktur yang memadai.

Seperti halnya pada Terminal Petikemas Teluk Bayur yang saat ini telah dilengkapi dengan berbagai peralatan modern serta mampu memberikan pelayanan optimal melalui 4 unit Gantry Luffing Crane (GLC), 3 Rubber Tyred Gantry (RTG), 11 Head Truck, 1 Forklift, 2 Reach Stacker dan Jembatan Timbang dengan komoditas unggulan antaralain berupa semen, karet, minyak goreng, batu perlite dan cassiavera.

Tersedianya berbagai macam terminal untuk kapal kargo, kapal penumpang dan kapal feri, memungkinkan penanganan berbagai jenis muatan di Pelabuhan Teluk Bayur. Gudang penyimpanan yang modern dan terintegrasipun disiapkan untuk penyimpanan barang-barang ekspor dan impor dengan menggunakan Peralatan Penanganan yang canggih untuk meningkatkan efisiensi operasional.

Adapun Arus Petikemas di Pelabuhan Teluk Bayur untuk periode sampai dengan September 2024 mencapai 74.653 dalam TEUs sehingga mengalami kenaikan jika di bandingkan pada periode yang sama tahun 2023 sebesar 70.113 dalam TEUs.

Untuk pelayanan Non Petikemas Pelindo Regional 2 Teluk Bayur, memiliki sebelas komoditi yakni CPO, Semen, Klinker, Cangkang Sawit, Batubara, Pupuk, Bungkil, Gypsum, Karet, Copper Slag dan General Cargo yang sampai dengan September 2024 mencapai total 5.226.501 ton dari jumlah semua komiditi.

Sampai dengan September 2024 Arus kapal mencapai 1.935 dalam satuan unit atau mencapai 8.655.629 dalam satuan GT, dimana arus barang mencapai 4.056.828 ton serta arus penumpang mencapai 84.014 dalam orang.

Tahun 2025 akan menjadi tantangan tersendiri bagi Terminal Petikemas Teluk Bayur untuk memperkuat peranannya dalam pengelolaan terminal petikemas di Indonesia, yang dilakukan melalui peningkatan kinerja dan terus melakukan upaya-upaya perbaikan pelayanan di Terminal Petikemas berupa melakukan kegiatan marketing dan pendekatan pangsa pasar.

Dalam hal peningkatan kinerja pelayanan bongkar muat Petikemas dan Non Petikemas, Pelindo Regional 2 Teluk Bayur telah melakukan Elektrifikasi pada 7 unit alat bongkar muat yaitu Gantry Luffing Crane (GLC) dan Gantry Jib Crane (GJC) guna meningkatkan availability peralatan dan aktif dalam pengurangan emisi karbon dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Elektrifikasi adalah salah satu langkah untuk terus mendorong kelestarian lingkungan dengan mengurangi penggunaan bahan bakar energi fosil sebagai bagian dari program green port yang berkelanjutan.

General Manager Regional 2 Teluk Bayur, Ferrial Dunan Sidabutar mengatakan, elektrifikasi ini memberikan manfaat, berupa penghematan dari efisiensi biaya operasional terhadap penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) kurang lebih 40 persen.

“Dengan meningkatkan efisiensi terhadap penggunaan biaya Bahan Bakar Minyak (BBM), maka juga meningkatkan efesiensi terhadap biaya pemeliharaan dan meningkatkan pelayanan yang handal bagi pelanggan, serta sebagai upaya untuk mengambil bagian dari program green port,” ujar Ferrial.

Green Port merupakan suatu konsep dalam pengembangan Pelabuhan berkelanjutan yang mengintegrasikan aspek kelestarian lingkungan, konservasi energi, community development, dan kepentingan ekonomi dari pelabuhan itu sendiri. Konsep green port adalah program pemerintah yang diimplementasikan melalui komitmen pelabuhan-pelabuhan untuk menekan emisi dalam layanan jasa kepelabuhanan.

Beliau juga menambahkan ”Fasilitas lapangan penumpukan petikemas sebelumnya juga terdapat kerusakan, sehingga petikemas tidak dapat ditumpuk dengan optimal karena alasan keamanan, namun sekarang telah dilakukan perbaikan berat pada lapangan tersebut sehingga dengan demikian lapangan penumpukan dapat menampung lebih banyak petikemas seiring dengan meningkatnya kapasitas lapangan”, ungkapnya.

Untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi, Pelabuhan Teluk Bayur telah melaksanakan berbagai kegiatan pengembangan, diantaranya perbaikan dermaga dan optimalisasi area pelabuhan untuk menangani peningkatan volume kapal dan muatan, implementasi sistem manajemen pelabuhan berbasis digital untuk mempercepat proses administrasi dan pengawasan kegiatan operasional serta penerapan praktik ramah lingkungan seperti penggunaan energi terbarukan dan pengelolaan limbah yang efektif.

Pelabuhan Teluk Bayur merupakan salah satu tulang punggung logistik nasional, khususnya untuk wilayah Sumatera dan sekitarnya. Mendukung kegiatan ekspor komoditas seperti kelapa sawit, karet, dan produk perikanan, serta impor barang kebutuhan industri dan konsumen yang terintegrasi dengan moda transportasi lain seperti jalan darat untuk memastikan kelancaran rantai pasokan dari pelabuhan ke destinasi akhir.

Tidak hanya infrastruktur, Pelayanan untuk customer juga terus ditingkatkan dengan penerapan billing sistem menggunakan e-service, dimana customer dapat melakukan permintaan layanan secara mandiri (tanpa harus ke pelabuhan).

Untuk menjamin keamanan pengiriman barang serta implementasi praktik keberlanjutan lingkungan menjadi fokus utama yang terus ditingkatkan. Dari segi pelayanan kapal, PT Pelindo Regional 2 Teluk Bayur, telah melakukan docking kapal atau perbaikan berat alat apung terhadap KT Bima dan KT Teluk Bayur II untuk melayani kegiatan pandu/tunda.
Selain itu, General Manager Regional 2 Teluk Bayur, Ferrial Dunan Sidabutar mengatakan, terkait peningkatan level of service pelayanan kapal berbasis digital, saat ini sudah menggunakan sistem Phinnisi yang merupakan platform sistem operasi layanan kapal yang dikembangkan untuk memberikan kemudahan bagi pengguna jasa. Sistem Phinnisi bersifat end to end, menyediakan fitur terpadu sepenuhnya sebagai order management, front to end dan back to end dalam proses layanan kapal serta mendukung pemenuhan siklus order to cash dan record to report dalam satu platform dengan keunggulan yaitu multi side dan centralized, effective dan adaptive, cloud dan architecture serta cost efficient.

Sedangkan untuk peningkatan level of service pelayanan jasa kapal, General Manager menyebut saat ini untuk controling dan monitoring pelayanan kapal dan terminal dibangun secara terpadu.

Dengan berbagai upaya pengembangan yang sedang berjalan untuk PelabuhanTeluk Bayur menuju tahun 2025 diharapkan kapasitas pelabuhan akan meningkat secara signifikan, yang mampu menangani kapal dengan ukuran dan muatan yang lebih besar, dengan digitalisasi dan otomasi proses, efisiensi operasional akan meningkat, mengurangi waktu tunggu kapal dan mempercepat proses bongkar muat.

Integrasi yang lebih baik dengan moda transportasi lain akan memperkuat peran pelabuhan sebagai hub logistik regional yang didukung dengan Implementasi teknologi ramah lingkungan dan praktik operasional yang berkelanjutan akan menjadi fokus utama, sejalan dengan kebijakan nasional mengenai keberlanjutan.

Pelabuhan Teluk Bayur memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi salah satu pelabuhan terdepan di Indonesia, mendukung pertumbuhan ekonomi regional dan nasional. Dengan investasi berkelanjutan dalam infrastruktur, teknologi, dan sumber daya manusia, serta penanganan efektif terhadap tantangan yang ada, kedepan Pelabuhan Teluk Bayur diharapkan dapat memainkan peran kunci dalam logistik nasional menuju tahun 2025. (*)

Exit mobile version