Jhonnedi saat proses pembuatan Batik Jajak Lilin di tempat usahanya di Korong Padang Baru, Nagari Parit Malintang, Kabupaten Padang Pariaman. ALDI
PADANG PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID — Jhonnedi (32) adalah pemuda asal Parit Malintang Padang Pariaman yang berhasil menjadikan hobinya hingga menghasilkan uang melalui usaha rumahan Batik Jajak Lilin. Ajo Jon, begitu Jhonnedi akrab disapa, memang dari kecil hobi menggambar, melukis, dan kesenian lain yang berasal dari tulisan.
Pria kelahiran 1990 ini menamatkan seluruh tingkatan sekolahnya di Parit Malintang. Terakhir, ia menamatkan pendidikan menengahnya di SMAN 1 Enam Lingkung di Nagari Parit Malintang. Sewaktu sekolah pelajaran yang paling disukai adalah kesenian.
Tak jarang orang perorangan atau perkantoran meminta tolong secara pribadi kepada Ajo Jon ini untuk dibuatkan merk dagangnya di dinding atau di plang dengan sentuhan tangan Jon.
Melihat bakat Pemuda ini, tahun 2019 Pemkab Padang Pariaman mengajak Jhonnedi dan warga lain yang memiliki hobi kreatif untuk mengikuti pelatihan membuat usaha yang diminati.
Selesai pelatihan yang dilaksanakan di Padang waktu itu, tahun 2020 ia memberanikan diri untuk membuka usaha Batik Jajak Lilin di rumahnya yang beralamat di Korong Padang Baru, Nagari Parit Malintang, Kabupaten Padang Pariaman.
“Usaha Batik Jajak Lilin ini dimulai sejak 2020 setelah mengikuti pelatihan yang digelar Dinas Disparpora Padang Pariaman. Tahun 2019 saya mulai membuka usaha membuat batik ini,” ujar Jon kepada Haluan, Jumat (25/10).
Ia menjelaskan, berawal dari mengikuti pelatihan di Balai Diklat Industri (BDI) Padang selama 18 hari, Jon bersama dengan temannya mencoba membuka usaha ini.
Untuk mengerjakan batik lilin itu ia tidak mengalami kesulitan karena sudah terbiasa untuk membuat melukis, hanya saja dengan media lilin ini yang baru ia pelajari dari pelatihan yang diterimanya.
Dia menambahkan, untuk pembuatan Batik Jajak Lilin tersebut bisa berbulan-bulan, dan tergantung penggunaan motif yang digunakan. “Kalau motifnya simpel, hanya memakan waktu dua hari selesai. Tetapi kalau menggunakan motif full, akan memakan waktu berbulan-bulan,” ujarnya.
Lantaran usahanya masih baru dijalani, dalam sebulan baru Jon hanya menerima orderan tiga hingga empat helai jenis batik tulis. Sedang untuk batik cap, ia menyebut masih dalam proses. “Untuk pemasarannya sudah sampai di Jakarta. Terakhir kami juga mengirim empat helai batik dalam pameran batik di Yayasan Batik Indonesia (YBI). Alhamdulillah semua berhasil terjual,” katanya.
Selain itu, dia juga memasarkan batiknya melalui media sosial Instagram @batikjajaklilin dan WhatsApp 081363070118. Termasuk juga ikut dalam pameran-pameran.
Sementara untuk harga batik tersebut per helainya berkisar Rp300 ribu, bahkan ada yang Rp1 juta berupa selendang yang bermotif batik. “Kami berharap ada dukungan dari pemerintah sehingga masyarakat bisa tertarik untuk mengembangkan batik,” katanya.
Pada ulang tahun Padang Pariaman, 11 Januari 2023 lalu, Batik Jajak Lilin mendapatkan penghargaan dari Pemkab Pariaman. “Saya berterima kasih kepada Bupati Suhatri Bur yang telah memperhatikan usaha Batik Jajak Lilin ini,” kata Jon.
Ajo Jon mengatakan, Pemkab Padang Pariaman berencana menganggarkan pengadaan baju batik untuk ASN. Baju batik itu merupakan hasil karya anak nagari, salah satunya Batik Jajak Lilin milik Jhonnedi.
Baru-baru ini Jon bersama Disparpora serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Padang Pariaman juga diundang oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk menampilkan kesenian dan hasil Batik Jajak Lilin Nagari Parit Malintang.
Lebih jauh ia menerangkan, nama Batik Jajak Lilin Parit Malintang ini diambil karena bahannya menggunakan lilin panas. “Batik ini dibuat menggunakan lilin panas. Setelah diwarnai, motif lilin itu tinggal pada kain. Jajak itu berarti tinggal pada kain,” ujar Jon.
Usaha Batik Jajak Lilin saat ini sudah diminati masyarakat bahkan sudah dipesan hingga ke Jakarta. Dia optimis dan yakin usahanya ini bisa beredar di pasaran.
Selain membuka usaha, Jon juga mengajak pemuda-pemuda yang memiliki minat untuk belajar batik, untuk datang ke Rumah Batik. (*)