DHARMASRAYA, HALUAN – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) membuat pengusaha Rendang Bundo milik Endri Yuni tidak berproduksi untuk sementara. Ditambah lagi dengan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Endri Yuni yang juga guru kesenian di salah satu SMPN di Dharmasraya ini mengatakan, biasanya ia menjual rendang per kilogramnya Rp300 ribu, karena biaya produksi hanya Rp250 ribu.
Namun, kata Endri Yuni, semenjak harga daging mencapai Rp150 hingga 170 per kilogramnya, ditambah harga kebutuhan pokok melonjak naik, maka ia tidak sanggup memproduksi rendangnya karena juga tidak sanggup, untuk menaikkan harga kepada konsumennya.
Ia menyebutkan, selain kenaikan harga daging, harga santan pun melonjak yang biasanya Rp12 ribu per kilogram, sekarang mencapai Rp14 ribu per kilogram, harga cabe merah keriting biasanya Rp20 ribu, sekarang sudah mencapai Rp50 ribu, harga bawang kampung biasanya Rp15 sampai 20 ribu per kilogram, sekarang mencapai Rp45 hingga 50 ribu per kilogram. “Belum harga yang lainnya, seperti minyak goreng,” ucapnya.
Apalagi saat ini dengan berjangkitnya PMK di Sumbar, orang bertambah tidak mau lagi untuk makan daging. Katanya, sudahlah jatuh ditimpa tangga pula, itulah yang tepat untuk pengusaha rendang.
Padahal, katanya, Randang Bundo buatannya sudah menjajal kemana-mana di seluruh Indonesia. Untuk Pulau Sumatra sudah semua wilayah, begitu pula Pulau Jawa dan bahkan sudah sampai ke pulau-pulau lainnya. Ia berharap, pemerintah segera mengambil langkah-langkah kongkrit terutama untuk menurunkan harga kebutuhan pokok. (*)