Libatkan Perguruan Tinggi Sebagai Inkubator Bisnis
Disamping membentuk holding bisnis UMKM yang dikelola pihak ketiga secara profesional, Sahmi juga menyarankan agar pemerintah daerah merangkul perguruan tinggi yang telah punya inkubator bisnis profesional untuk mendampingi UMKM-UMKM binaan.
Menurut Sahmi, pelibatan perguruan tinggi dalam upaya pemberdayaan pelaku UMKM, jelas lebih aman daripada melibatkan BUMD yang pada kenyataanya sering kali hanya menjadi sapi perahan dan diisi oleh orang-orang titipan.
“Contohnya saja di Malaysia, disana pemerintah bekerjasama dengan perguruan tinggi dalam membina dan mengembangkan UMKM. Asesment awal sampai akhirnya dilakukan oleh perguruan tinggi sebagai dalam bentuk pengabdian,” jelasnya.
Dalam program pemberdayaan UMKM, Sahmi menegaskan pelaku UMKM yang baru berdiri harus diperlakukan layaknya bayi yang lahir prematur. Mereka harus terlebih dahulu dimasukkan kedalam inkubator hingga akhirnya bisa kuat dan mandiri.
“Artinya, pelaku UMKM harus dibina dulu oleh perguruan tinggi sebagai inkubator , setelah mereka kuat baru bisa dilepas dan diberikan modal. Namun yang terjadi sekarang, UMKM langsung diberi modal, sementara mereka belum kuat, makanya mereka sering gagal tumbuh dan berkembang sehingga akhirnya mati perlahan-lahan,” pungkasnya. (h/*).