Abi menjelaskan, tahapan produksi kopi oleh Kelompok Tani Tunas Baru dimulai dari perkebunan kopi di kawasan Bukit Cani yang kini luasnya telah mencapai 23 hektar.
“Jadi Kelompok Tani Tunas Baru ini anggota aktifnya sebanyak 17 orang. Mereka bertugas dibagi untuk mengurus perkebunan dan mengurus pengolahan biji kopi,” kata Abi.
Abi merinci, untuk tahapan pengolahan biji kopi tersebut adalah penjemuran dengan sistem semi-modern, kemudian penggilingan, setelah itu merendang dan kemudian dijadikan bubuk untuk dapat dipackaging (dibungkus).
“Untuk pemasaran, kami ada dua jenis. Pertama kami menjual dalam bentuk bubuk ke Padang itu rata-rata harganya Rp60.000,- sampai Rp70.000,-/Kg, kemudian kami juga menjual dalam bentuk sudah dipackaging (dikemas) yakni dengan brand ‘Kopi Arang’ itu dengan harga Rp100 ribu/Kg, atau ada pilihan Rp5 ribu/sachet dan Rp10 ribu/ons,” ujar Abi merinci.
Abi menyebut Kelompok Tani Tunas Baru juga bersedia membeli biji kopi dari petani di Sawahlunto dengan harga beli yaitu Rp33 ribu/Kg.
“Jika dijual ke pasar atau ke tengkulak itu biasanya harga adalah Rp25 ribu/Kg, namun kalau dijual kepada kami harganya Rp33 ribu/Kg. Jadi ada selisih keuntungan delapan ribu rupiah dengan menjual kepada kami,” kata Abi.