Setali tiga uang dengan Zofrawandi, Wali Nagari Pilubang, Kabupaten Limapuluh Kota, Endi Refli, mengatakan, perjuangannya dan masyarakat nagarinya dari yang dulunya nagari termiskin hingga kini menjadi nagari yang maju belum terpublikasi dengan baik oleh media. Bahkan kisah sukses Nagari Pilubang yang ia pimpin berhasil membangun Koperasi Nagari yang saat ini beromset Rp3 miliar lebih juga tak terekspos.
“Bisa dibayangkan kalau kisah ini tampil dimedia tentu akan banyak nagari lain yang bisa menirunya. Bagaimana kami dulu dari nagari yang tertinggal, namun bisa bangkit menjadi nagari yang bisa dikatakan maju saat ini tentu akan menajdi inspirasi bagi nagari lain, di sini lah peran media massa itu. Karena meski kami menuliskan di website puluhan keberhasilan nagari itu akan lebih dipercaya masyarakat jika itu dipublikasi di media seperti Harian Haluan ini,” ujarnya.
Sementara itu melihat kondisi tersebut Ketua Forwana Sumbar, Zul Arfin Dt Parpatiah, mengatakan, Forwana Sumbar akan memasifkan pemberitaan dari nagari demi perkembangan dan kemajuan yang informatif kepada masyrakat yang lebih luas. Peran media sebagai jembatan informasi antara pemangku kepentingan dan masyarakat harus memberikan informasi yang mampu memberikan manfaat.
“Ada banyak hal yang perlu diketahui masyarakat ranah, rantau dan pemangku kepentingan dari nagari. Bahkan yang sekarang sekitar 900-an nagari definitif tidak banyak diketahui khalayak tentang perkembangan dan pencapaian yang diperoleh nagari dan desa selama ini,” katanya.
Dikatakannya, bagi Forwana Sumbar berdiskusi dengan media terutama Harian Haluan merupakan yang pertama kali dilakukan. Kesempatan ini akan dioptimalkan wali nagari di 14 kabupaten/kota yang tergabung dalam Forwana untuk menjadi bagian keterwakilan tentang dinamika yang dilalui nagari.
“Ini kesempatan bagi nagari dan desa, karena tidak semuanya mempunyai dinamika yang sama. Tantangan dan dinamika yang nantinya diinformasikan Harian Haluan, akan menjadi informasi sekaligus evaluasi bagi setiap nagari,” katanya.
Disampaikannya, tantangan yang dihadapi oleh kepala desa dan wali nagari saat ini yaitu bersentuhan dengan digitalisasi yang digaungkan pemerintah. Dimana program desa digital mengharuskan setiap nagari mempunyai minimal satu website untuk penunjang segala kegiatan di nagari.